Mungkin ini untuk pertama kalinya Alma merasakan cemas yang berlebihan pada seorang laki-laki. Cemburu, kata lain yang sering orang sebut-sebutkan. Sayangnya ia merasakan cemburu pada seseorang yang belum pernah Alma lihat secara nyata. Sulit sekali digambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Ingin bertindak, tapi ke mana?
Bahkan Asta seperti malas untuk membalas semua pertanyaannya. Dengan teganya dia hanya membaca pesan Alma. Tidak mengabari, padahal dia sedang online.
Alma bingung harus menceritakan kegundahannya saat ini pada siapa. Mama atau Kakaknya? Mereka bisa kaget dan tidak akan percaya. Begitu tiba-tiba, itu tidak mungkin. Minta tolong pada Galan? Mana bisa, dia juga pasti akan menyebutnya konyol. Lagipula sekarang ia sedang kesal pada pemuda itu. Sedangkan semakin dipendam semakin membuatnya gusar.
Asta, kamu lagi sibuk, ya?
Kenapa, sih, nggak bales chat aku?Berulang kali Alma menanyakan hal yang sama, tapi belum ada satupun yang dibalas olehnya.
Kamu marah? Kesel?
Aku lebih dari itu.Heran, deh.
Kamu masih aja, ya, penasaran sama Indah.Kali ini Asta benar-benar membalas pesan di whatsapp.
Kamu juga ngapain pakek kasih tau Indah, kamu itu pacar aku.
Lho, kamu nggak suka?
Bukan nggak suka.
Tapi terlalu tiba-tiba.
Selama ini, temen-temen aku nggak ada yang tau aku udah punya pacar.Alma tersenyum miris.
Ah, iya. Aku lupa.
Aku ini, kan, pacar yang nggak dianggap.Duh, Al. Bukan gitu.
Kamu malu, kan, akuin aku sebagai pacar.
Enggak.
Terus, kenapa kamu marah?
Hak aku, kan, ngasih tau Indah kalau kamu pacar aku.
Aku tuh nggak mau kamu berhubungan sama dia lagi.Kamu kok jadi posesif gitu, sih?
Aku cuma nggak mau dibohongin kamu.
Aku bohong apa?
Aku udah jujur, aku sama Indah udah nggak ada hubungan apa-apa lagi.
Kalau dia tiba-tiba dm aku, ya aku nggak tau.
Aku nggak bisa larang dia, dong.Udahlah. Bilang aja kalau kamu masih berharap, kan?
Ngelantur, deh, kamu.
Udahlah, aku mau ngerjain tugas kelompok dulu di rumah temen.
Nggak usah bahas soal Indah lagi karena itu bikin aku bad mood.Temen cewek?
Ada cewek, ada cowok.
Bibir Alma kembali maju beberapa senti. Wajahnya benar-benar kusut. Ia merasa sedih karena tidak berada di dekat Asta. Kalau saja jarak rumah mereka dekat, Alma mungkin tidak akan terlalu parno seperti sekarang ini. Alma sungguh takut Asta melakukan hal yang tidak-tidak, seperti berselingkuh, sementara ia sendiri tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need-Romantic
Ficção Adolescente[END] Setelah enam belas tahun menjomblo, Alma tiba-tiba ingin merasakan yang namanya punya pacar. Ketika menemukan orang-yang dirasa-tepat, ia sampai mencurahkan dan menaruh impian besar pada yang namanya percintaan. Alma tidak tahu, jika mencintai...