Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Author Point of view
Memiliki pacar posesif bukanlah impianku..
-Sabian ErlanggaAlden menatap marah interaksi antara Bian dan sesosok pemuda disana, ia jelas tidak suka dan terganggu saat tangan pemuda itu yang menurut matanya dengan sengaja berlama-lama memegangi tangan miliknya. Tangan itu hanya miliknya. Ia berlalu dari parkiran dan memilih menunggu di mobil.
Bian menuju mobil Alden yang terpakir disana keduanya sudah berjanji akan pulang bersama. Tiba-tiba Barli- teman satu prodinya mencegat dan memaksa diskusi sebentar mengenai materi Mikrosomonas tadi yang diajarkan di kelas. Bian sebenarnya canggung, apalagi jika pacarnya melihat kedekatan ini, ia akan ditatar habis.
Bian memutuskan percakapan itu sesingkat mungkin ia merasa seperti ada tatapan yang melubangi punggungnya. Dilihatnya mobil Alden yang sudah menyalakan mesin dan menuju ke arahnya.
Pemuda itu langsung masuk dan seketika merasakan hawa muram di dalam mobil. Ia meneguk ludah berusaha tenang lalu melirik pada Alden.
''H, Heii,'' sapa Bian tanpa sadar memegang seatbelt lebih erat.
Namun yang Bian dapat begitu dingin, Alden hanya melirik sekilas dengan rahang mengeras. Bian mulai berfikir ia harus keluar dari mobil sebelum terlambat.
Mobil Alphard itu melaju dengan kencang membelah jalanan. Bian bergidik dengan perasaan tidak menentu. Ia jadi menyesal kenapa tidak langsung kabur saja begitu melihat Barli.
Bian menatap nelangsa begitu mobil Alden melewati rumahnya, ngebut pula. Tamat sudah. Lima tahun bersama Alden ia kenal bahwa pria itu tidak suka segala interaksinya dengan pria manapun. Alden menganggap semua laki-laki yang mendekatinya berpotensi merebutnya dari pria itu.
Rasa posesif itu semakin menjadi dua tahun belakangan ketika dulu Bian meminta putus karena tidak tahan sikapnya yang kasar.
Hal yang terjadi adalah Alden mengamuk tanpa ampun menghancurkan barang-barang dan mengancam tidak segan-segan melukai orang-orang yang Bian cintai.
Mengerikan dan Bian tidak yakin bisa lepas dari jerat ini. Lebih dari itu ia harus menyiapkan bujuk rayu dan tatapan anjing. Atau.. cara mudahnya menyiapkan pantatnya, mungkin ? Ya.. begitu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif: Alden x Sabian [END]
Teen FictionI told you, he is mine. Pacarku gila. Dia memiliki aku hanya untuk dirinya sendiri. Tidak boleh ada orang lain. Selalu curiga, egois, cemas, dan abusive. Tapi kenapa aku tetap mencintaimu? "Hidupku adalah kamu," Alden berbisik di depan bibirku suatu...