Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Author Point of view
Lanjutan...
#3
"Mamaaa, Bian pulang," kata Bian sambil menutup pintu rumah. Dia pulang jam setengah sepuluh malam kali ini karena mampir ke apartment Alden.
"Sayang kamu kok baru pulang? Kamu udah makan belum?" Mamanya melongokkan wajah dari dapur.
"Iya Mama tadi belajar persiapan UTBK dulu di apartemen Alden, maaf ya kemaleman," kata pemuda itu sambil melepas sepatu dan menaruhnya di rak.
"Oalah sama Alden, yaudah gapapa," Mama Gina melongok lagi dari dapur tersenyum pada putranya. Dia tenang jika Bian bersama Alden.
"Eh bentar deh," perempuan itu meninggalkan pekerjaannya untuk melihat anaknya lebih jelas.
"Bibir kamu kenapa kok kayak disengat tawon? Jadi bengkak gitu?" Mama Gina meneliti wajah anaknya serius.
Memang di depan Mama Gina, Bian akan selalu menjadi anak kecil seberapapun tua usianya.
"Hah masa sih Ma?" tanya Bian kali ini dengan deg-deg an.
"Iya, kamu kenapa deh,"
"Di apart Alden tadi aku makan tomat sama gula Ma. Eh, gulanya ada semut gede banget. Dia nyedot bibir aku. Sakit Mama," keluh Bian memelas.
Bian adalah juaranya memberikan alasan palsu. Memang bibirnya disedot oleh semut yang sangat besar.
Mama Gina menghela nafas dan menasehati agar lain kali berhati-hati. Dia lalu memberikan bibir Bian obat agar tidak sakit ketika makan.
Tapi perempuan itu masih saja heran semut sebesar apa yang sudah membuat bengkak bibir anaknya. Lagipula apartment mewah milik Alden mana mungkin ada semut Godzilla.
#4
"Mama, kenalin Lolita," suatu hari sepulang sekolah Bian memperkenalkan remaja cantik berseragam seperti dirinya kepada Mama.
Reaksi Mama Gina senang luar biasa.
"Pacar kamu? Cantik banget," puji Mama Gina
Bian dan Lolita langsung berpandangan kaget. Tidak mungkin, dia dan Lolita bagai bumi dan langit.
"Saya Mamanya Bian, panggil aja Mama Gina. Nama kamu siapa?"
"Perkenalkan saya Lolita Mama Gina, temen sekelasnya Bian," kata gadis itu masih dengan kewarasan normal karena biasanya dia selalu berkhotah menjerumuskan sesama lelaki di kelasnya buat belok.
"Ayo masuk dulu, anggap aja rumah sendiri ya," Mama Gina mempersilahkan mereka masuk.
Lolita duduk di kursi tamu dengan anggun, sopan, dan santun padahal biasanya kalau di kelas duduk di atas lemari dia teriak-teriak menyuruh supaya Alden sama Sabian ciuman.
Mama Gina kembali lagi ke ruang tamu membawa minuman dan cemilan sementara Bian turun dari tangga setelah menaruh tas di kamar.
"Temen sekelasnya Bian? Kenal Alden juga dong. Aduh ini pertama kalinya Bian bawa temen cewek ke rumah loh. Mama pikir dia homoan sama Alden wkwk,"
Krik krik.
Bian dan Lolita di belakang Mama nyengir garing.
"Ha, ha, ha, ha, Alden sama Sabian memang kalo di sekolah ke mana-mana barengan melulu Mama. Banyak yang salah paham," ini lagi remaja lampir kompor banget. Bian memijat pelipis lelah, Fernando t'lah lelah.
Lelah di sekolah diroasting melulu sekarang di rumah apalagi.
"Emang gitu Lita. Kalo udah best friend mah bakalan dianggap homo kemana-mana," kata Mama Gina membela.
"Hehe iya bener Mama Gina," balas gadis itu setuju dengan senyum kikuk di akhir.
Bisakah kita beralih dari topik homo-homoan (please).
"Ayo Lit katanya mau belajar, buka bukunya," kali ini Bian menginterupsi.
"Oh iya, tumben Alden gak mampir Bi?" tanya Mama Gina lagi soalnya dia masih nyaman mengorek-ngorek informasi dari Lolita yang dia pikir bisa dijerumusin jadi pacar anaknya.
"Loh Alden sering ke sini Tante?" tanya gadis itu antusias.
"Iya Lita, Alden hampir tiap hari ke sini, sering makan, nginep juga di sini udah kayak kembaran Bian, Alden tuh,"
Informasi baru biar bisa jadi asupan cerita homoan grup cencis mereka.
"Waduh best friend banget ya Mama. Liat deh bahkan mereka punya gelang couple," di mana ada celah di situlah Lolita nyelonong. Dia melihat gelang tangan Bian yang couple dengan Alden.
Sebenarnya gelang itu dibeli waktu mereka study tour ke Malang. Kenang-kenangan.
Gelangnya menjadi perhatian, Bian menyembunyikannya.
"Mama aja gak dikasih gelang loh Lita. Jadi pengen dikasih gelang couple deh" Mama Gina menggoda anaknya lalu tertawa bersama Lolita.
"Iya Mama nanti aku beliin, gelang couple kita berdua," kata Bian cuek menanggapi godaan.
Selanjutnya Mama Gina pamit ke dapur melanjutkan membuat pesanan kue. Membiarkan Bian dan Lolita belajar bersama. Namun perempuan itu terpekur mengingat persahabatan Alden dan Bian. Mereka yang begitu dekat saling mengisi, orang yang sahabatan memang seperti itu kan?
"Iya, memang seperti itu," gumam Maka Gina.
Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
18 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif: Alden x Sabian [END]
Roman pour AdolescentsI told you, he is mine. Pacarku gila. Dia memiliki aku hanya untuk dirinya sendiri. Tidak boleh ada orang lain. Selalu curiga, egois, cemas, dan abusive. Tapi kenapa aku tetap mencintaimu? "Hidupku adalah kamu," Alden berbisik di depan bibirku suatu...