20. Penerimaan

4.6K 310 51
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view

Mama Gina dihantui rasa penasaran dan ketakutan yang besar. Maka perempuan itu memasang cctv kecil di kamar Bian yang dapat dia kontrol dari laptopnya.

Perempuan itu menghela nafas. Sebenarnya dia tidak ingin curiga terhadap mereka berdua. Tetapi dia hanya ingin kejelasan namun untuk bertanya langsung dia terlalu takut. Takut akan kebenarannya.

Ketika Alden menginap di kamar Bian Mama Gina berkali-kali ragu mengecek membuka laptopnya tapi dia penasaran juga.

Lima menit kemudian tetes air mata luruh. Perempuan itu sesenggukan. Hal yang ditakutkannya terjadi. Mama Gina melihat dalam cctv anaknya Sabian sedang bercumbu dengan Alden.

Bian anak laki-lakinya dan satu-satunya. Ternyata gay. Dia mendidik Bian dengan sepenuh hati dan telaten sejak suaminya meninggal. Apakah ini karena Bian kekurangan figur ayah? Bagaimanapun pola asuh antara Ayah dan Ibu sangat berbeda. Apakah karena ini Bian gay? Mama Gina menyesal sekali dia penuh kekurangan.

Bian kecil memang manis dia menuruti semua wejangan Mamanya. Dia les dengan patuh, menang lomba, mengerjakan pekerjaan rumah, membuat Mama Gina bangga. Anaknya satu-satunya sangat berbakti.

Tapi gay? Kenapa dari sekian banyak orang harus anaknya?

Apakah ini salah Alden? Karena Bian bergaul dengan anak itu jadi terjerumus? Mama Gina mengusak sesak di dada.

Tapi Alden sangat baik selama ini. Dia sopan dan santun padanya. Mama Gina bisa tahu dari garis wajahnya dan senyum tulus pemuda itu. Alden dan Bian keduanya tampan dan berkelakuan baik. Tapi kenapa harus gay?

Padahal masih banyak gadis cantik dan baik-baik.

Mama Gina menatap cctv lagi dan melihat keduanya sudah telanjang. Dia dengan isak tergugu mematikan rekaman itu tidak kuat. Bergegas menuju kamar Bian di lantai atas.

Tok

Tok

Tok

"Bian anterin Mama ke puskesmas dong sayang, Mama sakit kepala," kata Mama dari luar pintu.

Di dalam kamar keduanya sudah kepalang tanggung. Alden memelas menatap Bian di bawahnya yang sudah pasrah. Junior Alden sudah sangat tegang hanya satu langkah lagi memasuki sarangnya. Benar-benar tepat di depan sarangnya hanya tinggal meluncur saja.

"Bian?" panggil Mama Gina lagi

"Maaf," bisik Bian lalu mengecup pipi Alden.

"Iya Mama sebentar," jawab Bian agar Mamanya tidak curiga.

Pemuda itu turun dari ranjang lalu memakai pakaian dengan cepat sementara Alden ngacir ke kamar mandi menyelesaikan solonya. Sayang sekali.

Kriett

"Mama sakit? Ayo Bian antar ke puskesmas," ajak Bian dengan wajah khawatir.

Tapi kenapa mata Mamanya sembab seperti habis menangis.

"Mama kenapa? Habis nangis?" Bian mengusap jejak airmata di pipi ibunya

"Iya tadi Mama nonton Drama Korea, sedih banget terus pusing deh. Ini kayaknya migrain. Anterin Mama ke puskesmas yuk," jawab Mama Gina kali ini berusaha menyembunyikan getar suararanya.

"Ayok boleh. Mama pakai jaket Bian ya pasti dingin kena udara malam," Bian masuk ke kamarnya lagi dan mencari-cari jaket.

Sementara itu mata Mama Gina menyapu ruangan kamar Bian. Ranjangnya agak berantakan.

"Tadi Alden katanya mau nginep, dimana dia?" tanya Mama Gina

Bian sambil mengambil jaket dari lemari terdiam sebentar.

"Ada tuh Ma, di kamar mandi lagi mandi. Padahal dibilangin mandi malem bisa rematik, eh ngeyel," jelas Bian sambil memakaikan Mamanya jaket.

"Oalah iya,"

"Al, aku pergi dulu sama Mama mau ke puskesmas. Jaga rumah ya," teriak Bian

"Iya siapp," jawab Alden dari kamar mandi.

Mama Gina yang berjalan di depan menuruni tangga tersenyum miris.

🦴

#Di Minimarket

Mama Gina berbelanja kebutuhan mingguan di minimarket dan tengah menunggu pembayaran.

"Ada tambahan lain Bu?" tanya kasir perempuan

Maka Gina melirik deretan kondom yang berjejer di rak depan kasir, menimbang-nimbang. Baik, dia akan menerima hubungan mereka. Dia akan menerima Bian anak laki-laki satu-satunya menjadi gay.

"Tambah ini mba," Mama Gina menyerahkan dua bungkus kondom ke kasir.

Agak menakutkan memang melihat anaknya sendiri gay. Lagipula dia juga fujoshi. Mungkin Alden dan Bian harus memberikan Mama Gina beberapa fan service. Harus.

Salahkan Lolita yang sudah meracuni pikiran Mama Gina.

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

18 Januari 2022

Posesif: Alden x Sabian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang