Sampailah mereka berdua di apartment Lisa. Jennie yang akan memasak langsung berjalan menuju dapur, berbeda dengan Lisa yang langsung mendaratkan tubuhnya di sofa dan sepertinya tidak berniat untuk membantu Jennie. Bukan karena Lisa tidak ingin membantu, tapi karena Jennie lah yang menyuruhnya untuk duduk saja di sofa menunggu makanan matang. Karena menurutnya Lisa sama sekali tidak membantu, malahan mengulur ulur waktu.
Sepertinya Jennie agak trauma Jika Lisa menawarkan bantuan untuk memasak, karena pernah waktu lalu, ia menyuruh Lisa memasukkan garam ke dalam sup tapi Lisa malah memasukkan gula. Alhasil masakannya menjadi manis dan rusaklah masakan yang dibuat Jennie.
Sejak kejadian itu Jennie tidak pernah menyuruh Lisa untuk membantunya lagi, lebih baik lelah memasak sendiri daripada dibantu tapi masakannya gagal.
Jennie memasak sup ayam untuk makan siang kali ini. Karena Lisa tidak memiliki bahan yang cocok untuk masakan lain. Kulkasnya hanya berisi soda, eskrim, sosis dan makanan instan yang tidak sehat lainnya. Ia menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan buruk Lisa, tapi ia juga tidak bisa menyalahkan kekasihnya itu karena ia juga tidak mengizinkan Lisa untuk memasak sendiri karena terlalu berisiko.
Masakan yang dibuat Jennie telah tertata rapi dimeja makan mini milik Lisa itu. Jennie benar benar totalitas, karena ia menata nya seperti akan dinilai juri di Masterchef. Dan seperti yang kebanyakan para wanita lakukan, yaitu memfoto makanan.
Lisa sepertinya sangat kelaparan, karena ia tiba tiba sudah berada di ruang makan dengan keadaan wajah bangun tidur.
Jennie melihat kedatangan Lisa dan segera menghampiri kekasihnya itu. Ia berjinjit untuk mengecup pipi Lisa, walaupun ia dan Lisa tidak terlampau jauh tingginya, tetapi untuk sekedar mengecup pipi Lisa, ia harus mengorbankan kakinya untuk berjinjit.
Ia mengusap bekas ciuman darinya di pipi Lisa karena meninggalkan bekas lipstick, ia tersenyum melihatnya."Darl, wash your face after that you can eat this soup with me." Lisa tidak bergegas menuruti perintah Jennie ia malah memeluk Jennie dengan dagunya di bahu kekasihnya itu.
Jennie tahu Lisa merindukannya, begitupun ia. Mereka sangat jarang memiliki waktu senggang seperti sekarang ini. Ia tidak menghindar ketika Lisa memeluknya, bahkan ia mengeratkan pelukannya sembari menepuk nepuk punggung kekasih manjanya itu.
"Miss me hm?" Jennie merasakan Lisa mengangguk karena bahunya tertekan tiga kali. Lisa melepaskan pelukan aku-rindu-kekasihku antara dirinya dan Jennie, ia mengucek matanya yang sangat lengket untuk sekedar membuka matanya sebentar. Ia menarik tangan Jennie ke arah kamar mandi dan mendorong badan kekasihnya itu ke wastafel, lalu mengangkat badan kekasihnya itu ke samping wastafel.
"Cuci wajahku, aku tidak sanggup melakukannya."
"Beri aku ciuma—" sebelum Jennie menyelesaikan kalimatnya, Lisa sudah mencuri ciuman di bibir kekasihnya itu. Lisa tersenyum sembari memejamkan matanya.
"I know you want my lips." Jennie menggigit bibir bawahnya, pipinya memerah karena tersipu dengan perlakuan Lisa, sungguh ia merasa menyesal telah mengkhianati kekasihnya ini.
"Ambilkan bandanamu di kotak penyimpanan, aku tidak bisa mengambilnya." Lisa mengangguk, lalu berjalan menuju kotak penyimpanan dan sudah kembali dengan bandana polkadot di tangannya.
"Pasangkan sekalian,"
"Iya bawel." Jennie mengambil bandana itu dari tangan Lisa dan memakaikannya agar poni Lisa tidak basah terkena air. Setelah memakaikan bandana, ia membasahi wajah Lisa dengan air. Lisa sepertinya kembali ke alam mimpi, karena ia terkejut ketika air dingin itu mengenai wajahnya.
"Aish, airnya sangat dingin."
"Tidak mungkin kan mencuci wajah dengan air hangat. Berpikirlah tukang tidur." jika mode mengomel Jennie sudah keluar, Lisa tidak berani membalasnya karena Jennie sudah pasti akan mengomelinya habis habisan dan sudah bisa ditebak siapa yang kalah. Jadi ia diam sampai Jennie selesai mencuci wajahnya lalu meninggalkannya di kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Together J?
FanfictionBukankah kita sudah berjanji, jika kau melakukannya, aku juga akan melakukannya lebih dari dirimu, Jennie Kim? ; Lalisa Manoban