Jennie tersentak mendengar suara bisikan, ia menatap ke arah Lisa. Kekasihnya sedang menatapnya dengan senyuman menghiasi wajahnya. Keduanya diam tanpa ada yang memulai pembicaraan. Walaupun tidak saling bicara, genggaman tangan Jennie sama sekali tidak terlepas.
Tampaknya Lisa tidak tahan atas keheningan ini, ia berdiri dan mengambil handuk yang tersampir di dekat bath up. Ia keluar dari bath up dan menyerahkan handuk di tangannya kepada Jennie.
"Bukankah kau bilang aku harus menyerahkan tubuhku padamu, Nini?" Jennie mendongakkan kepalanya menatap Lisa yang tengah menyodorkan handuk kepadanya. Lisa sangat menyebalkan dimatanya, bagaimana bisa ia sangat santai menanggapi hal ini. Bukan berarti Jennie menolak handuk yang diberikan, ia berdiri dan mengambil handuk dari tangan Lisa. Ia tidak menjawab pertanyaan Lisa, bibirnya kelu untuk sekedar mengeluarkan suara. Ia mengeringkan badan Lisa dengan handuk di tangannya.
"Aku ingin membersihkan rambutku, bisa kau melakukannya, sayang?" Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban, ia berjalan meninggalkan Lisa menuju ke tempat biasanya ia berkeramas.
"Kemarilah." Singkat, padat dan jelas. Lisa sepertinya sadar Jennie saat ini tengah canggung padanya, salahnya juga karena menjawab ucapan Jennie. Kepala Lisa menunduk tanpa berani menatap wajah Jennie yang menatapnya tajam.
Bukankah seharusnya Lisa yang menatap Jennie tajam, kenapa menjadi kebalikannya. Ketika sudah didepan Jennie pun Lisa tetap tidak mengalihkan pandangannya.
"Apakah lantai kamar mandi lebih menarik perhatianmu daripada aku?" Lisa sontak menatap Jennie, ia menggeleng gelengkan kepalanya seperti anak kecil yang menolak disalahkan.
Jennie menyeringai, ditariknya tangan Lisa agar lebih mendekat padanya, ia memberi Lisa kecupan di bibir yang sangat menggodanya itu. Tidak hanya kecupan, Jennie juga menarik bibir Lisa dengan giginya.
Lisa balas menggigit bibir bawah Jennie, tidak terlalu kuat, tapi cukup untuk membuat Jennie mendesah.
"Eumhh, Lili." Lisa melepaskan pagutan bibir keduanya, ia menangkup kedua pipi Jennie dan menyatukan kening mereka berdua. Matanya terpejam,"Aku sangat mencintaimu, Ninii. Jangan lakukan itu lagi, itu melukaiku."
Lisa menitikkan air matanya, air mata itu mengalir ke hidung Jennie. Tak ada pembicaraan hanya suara isakan keduanya.
"Maafkan aku, Lili. Aku sungguh minta maaf." Lisa menganggukkan kepalanya mendengar permintaan maaf Jennie. Ini yang Lisa inginkan dari awal, Jennie jujur padanya. Ia tidak peduli jika di cap bodoh oleh orang lain karena masih menerima Jennie.
Lisa sedikit menjauhkan badannya, dan mengecup kening Jennie lembut,"Aku sangat mencintaimu." Jennie masih terisak di dada Lisa, ia benar benar sangat jahat karena mengkhianati Lisa saat itu. Entahlah apa yang ada di pikirannya sehingga menerima Jiyong.
Lisa memegang kedua bahu Jennie lalu mengusap air mata Jennie dengan tangannya."Jadi kapan kita akan membersihkan rambutku?" Jennie menatap tajam Lisa, selalu saja tidak bisa serius. Jennie memukuli dada Lisa, tidak terlalu keras tapi Lisa tetap saja mengaduh.
"Awh, sayang itu sangat sakit. Lihatlah dadaku memerah karenamu." tunjuk Lisa yang semakin mendapat pelototan dari Jennie.
"YAK, LISA! KENAPA KAU TELANJANG, CEPAT PAKAI BATH ROBE MU, IDIOT." bentak Jennie yang langsung dipatuhi Lisa. Lisa berlari mencapai bath robe yang tersampir didekat bath up. Kenapa Jennie dengan cepat berganti mood, tadi ia menangis seperti bayi dan sekarang sudah seperti singa betina yang kelaparan.
Menghindari Jennie membentaknya kembali, Lisa memposisikan badannya di bawah shower. Jennie mulai membasahi rambut Lisa dengan air dingin, ia tidak peduli jika Lisa akan memarahinya karena ia tahu Lisa tidak akan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Together J?
FanfictionBukankah kita sudah berjanji, jika kau melakukannya, aku juga akan melakukannya lebih dari dirimu, Jennie Kim? ; Lalisa Manoban