Lisa berjalan sendirian di sepanjang trotoar. Orang yang tidak mengenalnya pun akan tahu bahwa dia sangat kacau sekarang. Betapa beruntungnya dia, tidak ada fans gila yang menghampirinya, karena dia hanya mengenakan maskernya kali ini. Pandangannya kosong seperti orang yang tengah dihipnotis.
Lisa tetap melangkah sampai sampai ia tidak sadar bahwa dia sampai disebuah kedai tenda. Pemilik kedai menoleh ke arah Lisa dan berdiri menghampiri gadis itu.
"Apa yang kau cari, nak?" tanya pemilik kedai dengan ramah.
Mata Lisa mengerjap tiba tiba, ia melihat ke sekelilingnya dan sepertinya ia mulai sadar dimana dia berada.
"Apakah aku sendirian, Nek?" Lisa balik bertanya yang membuat nenek pemilik kedai itu menatapnya heran dan tatapan penuh kasihan. Ia melihat Lisa dari atas kebawah dan memutuskan untuk menarik tangan Lisa kedalam kedainya yang sudah tidak ada pengunjung.
"Duduklah disini, aku akan mengambilkan minuman untuk menghangatkan badanmu. Aku tahu kau kedinginan sekarang."
Nenek itu meninggalkan Lisa di bangku untuk membuatkannya minum.
Lisa yang masih agak linglung melihat kesekitaran kedai. Tampaknya ia bingung bahwa ia bisa berjalan sejauh ini dan sekarang ia merasa sangat kedinginan. Padahal ketika ia keluar apartment badannya benar benar panas. Sebab ia emosi tentu saja.
Nenek itu meletakkan secangkir air jahe yang tampak panas, karena uapnya masih mengepul dari cangkirnya.
"Minumlah, nak dan sebenarnya apa yang kau lakukan di malam malam begini?" tanya nenek itu yang membuat Lisa menatapnya, ketika Lisa menatap nenek pemilik kedai ia tiba tiba teringat Mommy nya di Thailand. Tatapan nenek itu dan Mommy nya sangat persis, tatapan yang diperlihatkan Mommy nya jika ia mengkhawatirkan Lisa.
"Aku tidak tahu, nek. Aku merasa kecewa dengan seseorang dan tanpa berpamitan kepadanya aku keluar rumah. Bahkan aku tidak memperhatikan pakaianku." Lisa menundukkan kepalanya setelah menjawab pertanyaan nenek itu. Ia seharusnya tidak menceritakan hal hal seperti itu kepada orang yang tidak ia kenal, selain karena berbahaya, managernya pasti akan memarahinya jika tahu hal ini.
"Kau mau pulang sekarang? Aku akan mengantarkanmu." ucap nenek itu tanpa mendengar jawaban dari Lisa ia langsung saja berdiri dari duduknya untuk mengambil syal yang trgantung di tiang bambu kedainya.
Lisa mendongak menatap nenek itu dan mengangguk."Tapi bagaimana dengan kedaimu, nek. Tidak ada yang menjaga."
"Anakku sebentar lagi akan datang, ayo aku akan mengantarmu. Aku takut kau akan sakit jika tetap diluar begini, dan juga aku tidak mempunyai baju yang seukuran denganmu karena kau sangat tinggi."
Lisa terkekeh mendengar penuturan nenek itu, Nenek pemilik kedai juga ikut tersenyum. Mereka berjalan meninggalkan kedai itu dengan Lisa berjalan di samping nenek. Tidak ada obrolan di antara mereka. Seoul sangat ramai tetapi pengguna trotoar sangat sepi, hanya ada Lisa dan nenek.
Keduanya berjalan ke arah apartment Lisa. Sesampainya di depan pintu masuk apartment, nenek itu berhenti berjalan. Ia melihat ke arah Lisa dan gedung apartment itu bergantian.
"Apakah kau tinggal disini, nak?" tanya nenek itu yang langsung diangguki Lisa dengan senyuman di wajahnya.
Lisa mengira, nenek itu tidak memercayai bahwa Lisa tinggal disitu, tapi pemikiran Lisa tampaknya salah setelah mendengar nenek itu,"Anak ketigaku bekerja disini menjadi cleaning service, karena ia mengira bahwa anggota Blackpink bernama Lisa tinggal disini." sekarang Lisa menjadi terkejut dan berakhir terkikik karena sepertinya nenek itu tidak mengenalinya.
"Ah, gadis itu. Dia benar benar tinggal disini, nek. Aku pernah berpapasan dengannya." kata Lisa.
"Benarkah, nak. Apakah dia orang yang ramah? Anakku berkata bahwa dia sangat ramah dan sangat mencintai penggemarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Together J?
FanfictionBukankah kita sudah berjanji, jika kau melakukannya, aku juga akan melakukannya lebih dari dirimu, Jennie Kim? ; Lalisa Manoban