Prolog

3.4K 187 8
                                    

***

Bermula dari lelucon lalu berakhir dengan kematian.

Tanpa darah, tanpa jeritan. Tubuhnya tergantung, melayang tak berdaya di ruang tengah rumah yang ia tempati seorang diri. Wajah pucatnya terpoles cantik. Didandani seolah ia adalah bintang yang berdiri di tempat tertinggi. Pergelangan tangannya di putus, lalu disambung kembali dengan rapi. Jemarinya dilepas, kemudian disusun lagi, dijahit lagi dengan untaian benang warna-warni.

Ia pasti kesakitan. Ia pasti kesepian. Mungkin juga marah. Namun tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Tubuhnya membiru, kehangatannya telah pergi. Bahkan musim panas di gurun tidak akan bisa mengembalikan kehangatannya. Kini ia membeku sendirian, jadi kaku di depan mata yang menatapnya, menilainya, mempelajarinya.

Rumahnya yang nyaman, akhirnya menjadi tempat terakhirnya sebelum berpulang. Rumah yang telah merekam segalanya, akhirnya ditinggalkan. Dingin dan kosong, sepi dan sendirian.

***

Life DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang