17

479 120 13
                                    

***

Mereka memulai briefingnya begitu semua orang berkumpul. Tiga orang yang diduga sebagai korban pembunuhan berantai menjadi awal dari pembicaraan mereka. Lantas berlanjut pada sederet mantan tahanan juga mantan pembunuh yang mungkin menjadi pelakunya. Mino yang menyusun daftar tersangka itu, namun Lisa bisa membantah semuanya. "Dia terlalu pengecut untuk membunuh pria. Terlebih pria tempramen seperti Kim Jisoo," ucapnya, menolak sebuah nama pemerkosa dan pembunuh berantai yang Mino curigai. Orang itu di tangkap lima tahun lalu dan baru saja melarikan diri pertengahan tahun lalu.

"Tersangka lainnya... bagaimana menurutmu, oppa?" tanyanya kemudian, menanyakan pendapat Jiyong yang sedari tadi hanya diam.

Pria itu hampir tidak pernah berpendapat selama briefing. Sudah begitu sejak di Metro. Ia mendengarkan orang lain, ia mendengarkan pendapat orang lain namun tidak mengungkapkan isi kepalanya. Biasanya, Jiyong baru bicara setelah semua orang kehabisan pendapat. Mungkin itu sebabnya ada banyak senior yang membencinya, sebab ia terkesan angkuh setiap kali berada dalam forum formal.

"Lanjutkan saja dulu," jawabnya, ingin mendengar lebih banyak sebelum berpendapat. "Selain mereka yang bukan mantan narapidana, apa tersangka lainnya?"

"Ada," jawab Mino, yang kemudian menunjukan beberapa wajah. "Roseanne Park, aktor Jin, Lee Junho, Ten Lee dan Hwang Hyunjin," susulnya, sembari meminta Jisoo memberikan beberapa lembar profil setiap orang.

Jiyong membaca dengan tenang. Ia bersandar ke sofanya, menaikan sebelah kakinya ke kaki yang lain sembari membolak-balik kertas di tangannya. Jiyong sudah berulang kali membaca profil-profil itu. Sedang Jisoo yang duduk di atas karpet, sibuk menyusun beberapa video dari CCTV untuk ditunjukkan— video yang membantu mereka memilih daftar tersangka tadi.

Mino berdiri di depan papan tulis, juga memegangi berkas di tangannya. Sementara Lisa ia berbaring di karpet, menaruh kepalanya di atas paha Jisoo sembari sesekali memainkan ujung rambut wanita itu yang digerai santai. Ia hanya mendengarkan Mino sembari membayangkan semua yang Mino ucapkan.

"Kau tidak terkejut?" tanya Jisoo kemudian, menunduk untuk melihat wajah Lisa di pahanya. "Semua orang itu, ada di sekitarmu."

"Kenapa kalian mencurigai mereka?" tanya Lisa, berpura-pura penasaran.

"Pertama Roseanne Park, seorang psikiater, dia sepupu Alice. Hubungan mereka kurang baik karena masalah warisan dari kakek mereka. Dia juga berhubungan dengan korban lima tahun lalu, berselisih karena menyukai pria yang sama. Lalu korban ketiganya, Kim Jisoo, dia salah satu pasien Psikiater Park," jelas Mino, melirik Lisa yang tenang-tenang saja di posisinya. "Lisa juga salah satu pasiennya," susul pria itu dan Lisa menganggukan kepalanya, meski informasinya tidak seberapa relevan dengan kasus mereka.

Perlahan Lisa bangun, menatap Jiyong kemudian mulai bicara. "Rose, Ten, Hyunjin, mereka semuanya tersangka untuk pembunuhan lima tahun lalu. Tapi kasusnya tidak bisa dilanjutkan karena kurang bukti. Rose punya alibi di kasus ketiga. Di hari kematian Kim Jisoo, aku ada bersamanya, satu hari penuh karena dia dokterku. Lalu Ten, dia sama sekali tidak berhubungan dengan Alice-"

"Ada, mereka berhubungan. Ten salah satu penggemar Alice, tapi di abaikan. Dia beberapa kali mengirim hadiah untuk Alice, tapi Alice tidak menanggapinya," potong Mino, terdengar sedikit ketus seolah ia ingin menunjukkan isi hatinya pada Lisa. "Kalau Hyunjin, sebenarnya dia punya alibi, tapi tidak ada yang bisa membuktikan alibinya. Katanya dia sakit dan ada di rumah sendirian di hari kematian Kim Jisoo."

"Ketiga orang itu di hapus dari daftar tersangka lima tahun lalu karena kekurangan bukti. Tidak ada satu pun dari mereka yang tahu alat pembunuhannya. Alat pembunuhannya juga tidak berhasil ditemukan," ucap Jiyong, sebab ia terlibat langsung dalam kasus itu. Tidak seperti Lisa yang mengundurkan diri di tengah-tengah kasus. "Bagaimana dengan Jin dan Lee Junho?"

"Mereka berdua ada di dekat lokasi kejadian. Tiga kali. Kasus pertama, Jin jadi aktor yang bekerja di lokasi syuting itu, sementara Junho kebetulan datang ke lokasi syuting untuk menemui temannya. Tapi mereka tidak di masukan ke daftar tersangka karena dianggap tidak mencurigakan. Di kasus kedua, dua orang itu tertangkap CCTV di Apartemen Alamanda sehari sesudah dan sehari setelah kejadian. Tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan di sana. Lee Junho bilang dia hanya mengunjungi muridnya, kalau Jin aku tidak bisa menemukannya. Managernya bersikeras kalau Jin tidak pernah ke Apartemen Alamanda. Mereka berdua ada lagi di sekitar rumah Kim Jisoo. Lagi, aku tidak tahu kenapa Jin ada di sana karena tidak ada yang menjawabnya. Kalau Kim Junho, dia menemui muridnya yang lain."

"Apa kalian tahu kalau Kim Junho dan Jin bersaudara?" tanya Lisa kemudian, membuat Jisoo, Jiyong juga Mino langsung menoleh padanya. "Tidak tahu kan? Mereka bersaudara, tapi diadopsi dua keluarga yang berbeda. Lima tahun lalu Junho oppa datang ke lokasi syuting untuk menemui Jin, saudaranya yang sudah lama hilang. Di apartemen Alamanda dan di dekat rumah Kim Jisoo, memang ada murid Junho oppa yang tinggal di sana. Dua murid itu terlibat kasus perundungan di sekolah, jadi Junho oppa datang mengunjungi mereka, untuk menyelesaikan kasus perundungannya."

"Jadi alibinya jelas?" tanya Jiyong, sengaja merubah posisi duduknya agar bisa mendengar dan melihat Lisa dengan baik.

Lisa menggeleng. "Tidak. Kebetulan sekali, murid yang ingin guru Lee temui tidak ada di rumah pada hari itu. Tapi, kenapa dia menghabiskan waktu setengah hari di sana? Padahal tidak ada seorang pun di rumah," jawabnya, membuat Jisoo bertanya-tanya darimana Lisa mengetahui hal itu. Sebab ada beberapa orang yang mengkonfirmasi kalau Junho benar-benar pergi menemui muridnya. "Dia pergi menemui muridnya, hanya itu konfirmasi yang diberikan pihak sekolah. Tapi muridnya tidak pernah ditanya, apa kau bertemu dengan guru Lee? Orangtuanya pun tidak pernah ditanya begitu. Alasannya karena mereka anak-anak dan bertemu dengan polisi tidak akan berdampak baik untuk mereka. Tapi aku bukan polisi. Jadi aku menelepon mereka lalu bertanya pada mereka. Aku juga sudah pergi ke rumah Junho oppa. Dia punya banyak peralatan gym di rumahnya. Dia mampu mengangkat Kim Jisoo seorang diri. Begitu juga dengan Alice. Rose bisa jadi pembunuh untuk kasus pertama, tapi bagaimana gadis dengan tubuh kurus itu bisa mengangkat Kim Jisoo dan menggantungnya di langit-langit? Lee Junho, mampu melakukannya. Dia bisa mengangkatku di bahunya seperti karung dengan sangat mudah. Ikatannya juga tidak main-main, sangat kuat, bahkan aku tidak bisa melepaskannya." cerita gadis itu, sedang Jiyong dan Mino terlihat begitu kesal. Hasil penyelidikan yang Lisa ceritakan benar-benar terdengar menyebalkan untuk mereka berdua.

Siapa yang tidak akan salah paham kalau Lisa mengatakan ia digendong dan diikat? Tentu saja isi kepala Jiyong maupun Mino kini berlabuh pada sederet adegan mesum penuh kengerian. "Kau tidur di rumahnya?" tanya Jiyong kemudian, terdengar dingin dengan banyak bumbu penasaran di dalamnya.

"Ya. Demi kasus ini."

***

Life DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang