"Dah beres beres dulu sana, baru pulang seharian pasti bau.." ucap Lulu.
"Makasih ya kak, maafin kita.." ucap Jessi dan Freya bergantian.
Keduanyapun beranjak memuju kamarnya masing masing, Lulu kemudian kembali menuju ruang tengah.
Ketika keduanya sampai kamar masing-masing, keduanya hanya duduk di pinggir kasur sambil menatap pintu kamarnya.
Untuk sementara Freya bisa bernafas lega. Setidaknya ia bisa menahan kecurigaan Jessi sementara. Namun ia sendiri merasa belum siap jika harus kembali mengikis jarak dengan Jessi.
Sementara Jessi, ia masih belum merasa puas dengan jawaban Freya. Ia yakin ada sesuatu yang Freya sedang sembunyikan darinya. Ia sendiri jadi berpikir, apakah ada perbuatan atau perkataannya yang menyinggung Freya, sehingga gadis itu menjadi bersikap dingin kepadanya.
Dua gadis itu sama-sama menatap pintu kamar. Seandainya pintu itu tak ada, kedua mata mereka pasti saling terhubung.
Freya ingin sekali menangis, tapi bukan kah tangisan tak akan menyelesaikan masalah?
Jessi pun sama, ia sangat ingin melampiaskan perasaan gundahnya menjadi amarah dengan memukul punching ballnya. Namun bukan kah ia ingin berubah menjadi seseorang yang tak tempramen lagi.
Tanpa disadari keduanya, Freya dan Jessi benar-benar terikat akan janji mereka sendiri. Janji semu yang mereka buat sendiri berdasarkan nama orang yang mereka sayangi.
******
Hari pun berganti, Jessi baru saja selesai bersiap siap di kamarnya. Suara ketukan pintu pun terdengar diikuti dengan teriakan Lulu memintanya untuk segera sarapan.
"Iya kak," jawab Jessi sambil meraih tasnya dan membawanya keluar.
Tepat saat Jessi membuka pintu kamarnya, pintu kamar yang berada di depannya itu juga terbuka dan memperlihatkan Freya dengan rambut pendeknya itu.
"Hi," sapa Jessi yang dibalas senyuman oleh Freya.
Entah apa yang membuat suasana canggung ini tercipta. Freya yang tak ingin berlama lama dengan situasi itupun memilih untuk segera pergi ke ruang makan.
Jessi menghela napasnya pelan, "Kalian kenapa?" tanya Muthe pada Jessi.
Jessi hanya menggeleng, "Kita gak kenapa kenapa kok,"
"Serius?"
Jessi mengangguk, "Dah yuk sarapan," ajaknya pada Muthe.
Saat waktu makan berlangsung, seperti biasa Muthe dan Christy yang paling memenuhi ruang makan karena Muthe yang bawel tersebut, sedangkan Chika lebih sering berdua dengan Dey dengan alasan mengurus Mownchi dan Mowgli.
Freya dan Jessi? Keduanya berpisah, Freya membawa sarapannya menuju sofa ruang tengah dan Jessi yang berada di meja makan bersama Fiony dan Ara.
Jessi menghela nafasnya, ia juga beberapa kali menatap Freya, namun saat Jessi menatap Freya tak sengaja mata Freya juga menatap kearahnya, mata keduanya bertemu untuk beberapa detik sebelum Freya memutusnya terlebih dahulu.
"Kalian tuh kenapa sih? Lagi musuhan?" tanya Ara menatap Jessi.
"Gw? Gw sama Freya? Gapapa kok kita gaada apa apa," ucap Jessi.
"Gw liat daritadi kok, ngomong atuh datengin kalo ada yang perlu diselesain tuh," ucap Ara sedikit menyenggol Jessi.
Jessi kembali menghela nafasnya, kini ia menatap Ara, Ara menaikkan kedua alisnya ketika Jessi menatapnya.
Jessi kemudian berdiri dan mendekati Freya, Jessi tanpa basa basi langsung duduk di sebelah Freya.
"Fre," panggil Jessi.
![](https://img.wattpad.com/cover/278238829-288-k190947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Asrama Kiku 2
FanfictionSetelah melalui masalah yang cukup menguras emosi, keringat serta airmata. Kini para penghuni Kiku lagi lagi diberi sebuah masalah baru. Kira kira apakah mereka dapat melewatinya?