Kini waktu istirahat telah tiba, Dey yang memang terbiasa sendiri itu langsung mengambil dompetnya dan segera pergi untuk menuju kantin, namun tanpa diduga saat Dey baru saja keluar dari kelasnya, ia langsung berhadapan dengan Gita yang sudah menunggunya di depan kelas.
"Git, ngapain?" tanya Dey.
"Ada waktu gak? Gue mau ngajak lo ngobrol, berdua.." ucap Gita.
"Gue mau ke kantin," ucap Dey.
"Gue ga lama bakal lama, bentar doang..." ucap Gita.
Dey menghela nafasnya, ia sangat ingin menghindari Gita, namun kali ini ia tidak bisa mengelak dan Dey pun mengangguk.
Keduanya pun berjalan bersama menuju kantin, rasa canggung menyelimuti mereka berdua, tak ada sepatah katapun selama perjalanan menuju kantin.
Saat di kantin, keduanya langsung duduk di salah satu bangku kantin dengan posisi yang berhadapan.
"Kenapa, Git?"
"Dey.." panggil Gita.
"Gue, gue masih ada rasa sama lo, lo balik ke gue ya?" lanjut Gita.
Dey menghela nafasnya, "Gabisa Git, gue suka sama Chika," ucap Dey.
"Lo bohong kan? Sebenernya lo kaya gini karena lo cuma kasian kan sama Chika?" ucap Gita.
Mata Dey membulat, ia tak percaya Gita dengan mudahnya menyimpulkan bahwa dirinya hanya kasian dengan temannya.
Dey berdiri dari kursinya. Ia menatap Gita dengan sangat tajam.
"Gue beneran suka sama Chika!" ucapnya setengah membentak lalu pergi begitu saja meninggalkan Gita.
Gita kesal dengan sikap Dey padanya. Gita bahkan sempat menggebrak meja dengan cukup keras.
"Gue bakal buktiin kalo lo cuma kasian ke Chika, Dey," ucap Gita dalam hati.
******
Setelah meninggalkan Gita, Dey tidak kembali ke kelasnya melainkan pergi menuju tempat lain. Dey pergi menuju rooftop. Meski masih terpasang peringatan milik kepolisian, Dey sama sekali tak peduli. Ia melompati garis itu begitu saja. Dey berjalan ke pagar pembatas. Kini ia berada tepat dimana Chika melompat saat itu.
Tanpa sadar air matanya terjatuh, mengingat kejadian kelam saat itu. Kejadian dimana hal itu karena ketidakpekaan dirinya pada perasaan Chika.
*******
Hari demi hari berlalu. Satu bulan pun bahkan sudah terlewati begitu saja. Chika sudah mulai bersekolah. Walaupun ia benar benar lupa dengan pelajaran yang ada tapi otak Chika yang encer itu memudahkannya untuk menerima pelajaran.
Dey selalu membantunya pula. Tiap hari mereka selalu belajar bersama sambil mengurus Mownchi dan Mowgli.
Hubungan Dey dan Gita masih sama. Gita selalu berusaha untuk mendekati Dey dan mengatakan perasaan yang masih sebuah denial bagi Dey.
"Dey,"
"Ya Chik?"
"Nanya dong yang ini," ucap Chika sambil menunjuk apa yang ada di bukunya.
Dey mengangguk dan melihat apa yang ditanyakan oleh Chika.
Dey begitu antusias mengajari Chika. Ia menjelaskan banyak hal kepada Chika. Keduanya begitu lengket.
Tiba tiba sebuah panggilan dari luar membuat mereka bangkit dan membuka pintu.
Di luar sudah ada Muthe dan juga Christy, "Ka Deyyyy,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Asrama Kiku 2
Fiksi PenggemarSetelah melalui masalah yang cukup menguras emosi, keringat serta airmata. Kini para penghuni Kiku lagi lagi diberi sebuah masalah baru. Kira kira apakah mereka dapat melewatinya?