Semenjak putusnya Dey dan Gita, Dey kembali menjadi pribadi yang lebih pendiam, bahkan ia mematikan ponselnya total karena Gita terus menghubunginya.
Saat di sekolah pun, Dey menolak untuk bertemu siapa siapa, dirinya hanya ingin menyendiri untuk menenangkan dirinya.
Saat Dey ingin kembali merebahkan dirinya di tempat tidur, suara pintu diketuk membuat Dey mengalihkan pandangannya.
"Dey?"
"Iyaa, bentar.." ucap Dey pelan.
Dey lalu membuka pintu kamarnya, terlihat Lulu yang membawa sebuah nampan berdiri di depan kamar Dey.
"Makan nih, dari tadi siang lo ga makan kan?" ucap Lulu.
Dey hanya tersenyum tipis, "Makasih ya, Lu.." ucap Dey.
Lulu kemudian meninggalkan kamar Dey, Dey juga langsung menutup pintu kamarnya dan menaruh nampan tersebut di meja belajarnya, tanpa menyentuh makanannya sedikitpun.
Dey menghela nafasnya, ia menatap langit langit kamarnya.
"Apa gue udah ambil jalan yang bener ya?" gumamnya.
Dey lalu menutup wajahnya dengan bantal dan menutup matanya untuk mengistirahatkan dirinya.
*******
Chika sudah berada di kamar asramanya sekarang. Entah sudah berapa lama ia meninggalkan ruangan ini, yang jelas Chika merasa amat merindukan ruangan ini.
Meski tangan dan kakinya masih digips dan gerakannya terbatas, Chika sudah tak menerima infus lagi. Chika sudah makan dengan lahap, sepertinya gadis ini memang ingin segera sehat kembali seperti sedia kala.
"Dua bulan itu lama ga sih?" tanya Chika sembarang pada Christy yang tengah menyuapinya.
Oh iya, hubungan Chika dengan anak kelas 1 pun bisa dibilang sudah menjadi lebih akrab. Semua berkat Christy dan yang lainnya sering mengunjungi Chika ketika anak kelas 2 tak bisa datang berkunjung.
"Tergantung sih kak, kalo emang ditunggu-tunggu gitu biasanya kerasa lamaaaaaa banget. Kenapa emangnya?" jawab Christy yang langsung bertanya balik.
"Ini, aku pengen ini cepet dilepas. Ga sabar mau main basket lagi," ucap Chika sambil mengangkat tangan kanan dan kaki kirinya yang masih diselimuti gips.
"Ya tapi kan ga bakal bisa langsung main juga kak,"
"Iya sih, pokoknya pengen cepet ini dilepas. Ga nyaman tau. Mana sering gatel," keluhnya.
"Yaudah sini aku garukin," tawar Christy.
"Emang bisa?"
"Bisa," ucap Christy sesumbar.
"Ini yang gatel," tunjuk Chika pada satu titik di kakinya yang tertutup gips.
Polosnya, Christy langsung menggaruk bagian yang masih tertutup gips itu. Chika langsung tersenyum getir sambil melihat Christy yang masih semangat menggaruk gips itu. Nampaknya ada satu pelajaran baru hari ini, Chika baru tahu kalau Christy adalah anak yang polos.
Sementara itu Jesslyn dan Mira sedang berada di kamar Jesslyn. Keduanya tengah berbaring di atas ranjang dimana tangan Jesslyn memeluk Mira dari belakang.
"Chika udah pulang tuh, kamu gamau nengokin?" tanya Jesslyn.
Mira menggeleng.
"Kenapa? Akhir-akhir ini kamu juga jarang tau nengokin dia pas di RS. Ada yang kamu pikirin ya?" peka Jesslyn yang merasa pacarnya ini sedikit berubah.
Mira memang langsung menjaga jarak kala mendengar cerita Dey kala itu. Ia berusaha sebisa mungkin agar perasaan Chika padanya tak lagi berlanjut.
"Gapapa, biar yang lain aja. Ada Dey juga kan?" jawab Mira sambil memejamkan matanya sekaligus menyandarkan tubuhnya di tubuh Jesslyn.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Asrama Kiku 2
FanfictionSetelah melalui masalah yang cukup menguras emosi, keringat serta airmata. Kini para penghuni Kiku lagi lagi diberi sebuah masalah baru. Kira kira apakah mereka dapat melewatinya?