16. Gencatan Senjata

653 86 7
                                    

Sesuai perjanjian, kini Flora dan Jessi sudah berada di tempat latihan mereka dengan Sinka yang sudah berada di depan mereka.

Keduanya hanya duduk diam menunggu Sinka yang memulai pembahasan mereka.

"Jessi, Flora.." panggil Sinka.

"Siap, Sensei.." 

"Saya harap kejadian tadi siang ga bakal keulang lagi, cukup tadi siang saja jangan ada lagi,"

Keduanya hanya diam, namun masih terlihat tatapan emosi dari keduanya ketika saling berhadapan, tatapan amarah dari Jessi maupun Flora pun masih terlihat.

"Apa kalian mendengarkan saya?" tanya Sinka.

Jessi dan Flora pun mengangguk, namun Sinka melihat masih ada keterpaksaan dari keduanya.

Sinka pun menghela nafasnya, bagaimana dirinya bisa menghadapi kedua siswi pilihannya dengan situasi saat ini.

Sayangnya Sinka kini harus pergi meninggalkan keduanya karena ada beberapa hal yang masih harus ia urus. Sinka sebenarnya masih takut jika keduanya akan kembali berkelahi ketika ditinggalkan.

Jessi dan Flora masih berdiri saling berpandangan. Flora menatap Jessi tajam. Ia tak mau lagi lengah jika tiba-tiba Jessi kembali memukulnya. Sementara Jessi menatap Flora sambil berpikir, ia terus memperhatikan gadis itu dari ujung kaki hingga kepalanya. Lalu menghembuskan nafas kasar yang sulit diartikan.

Jessi kemudian berjalan ke arah Flora, Flora langsung memasang kuda-kuda berjaga agar tak terjadi apa-apa.

"Gue ngalah, kita ga bisa gini terus. Gue minta maaf sama lo, karna udah main pukul aja. Ya abis lo ngeselin sih, dan ya gue akui gue emang tempramen juga," ucapnya santai.

"Gue udah kapok kalo nanti kita malah diskors, dan gue juga ga mau kena omel Freya setiap hari karena ribut ama lo terus. So, gue bukan mau ngajak lo temenan, soalnya gue juga tau lo gamau. Jadi penawaran gue saat ini adalah, kita baikan selama masa latihan aja. Gimana?"

"Oke," jawab Flora singkat.

Pandangan tajam Flora pun mulai melunak, "Pemanasan?" ajak Jessi kepada Flora yang langsung diangguki oleh Flora.

******

Sinka segera berjalan cepat setelah urusannya selesai. Ia khawatir dengan keadaan kedua muridnya itu membuat langkahnya makin lama makin cepat.

Mata terbelalak ketika ia melihat sebuah tendangan dari Flora. Ia segera berlari, "FLORA JES..." Ia terkejut dengan apa yang ia lihat.

Flora dan Jessi tengah berlatih teknik tendang yang menjadi materi mereka sebelumnya. Flora dan Jessi yang semula tengah latihan itu jadi menoleh ke arah Sinka dan menghentikan latihan mereka.

"Kenapa Sensei?" tanya Jessi sambil membawa kicking pad di tangannya.

"Kalian?" gumam Sinka kemudian tersenyum, "Lanjutin latihannya yuk?"

Sinka menghela nafasnya kemudian tersenyum lebar, beban dirinya pun serasa berkurang karena Flora dan Jessi yang mulai bisa bekerja sama.

Selama latihan, mata Sinka tak lepas dari Jessi dan Flora, senyuman juga tak luntur dari dirinya saat melihat keduanya tengah latihan dengan serius tanpa ada emosi dari keduanya.

Hingga waktu latihan keduanya selesai, Sinka terlebih dahulu mengumpulkan mereka sebelum membubarkan diri.

"Flora, Jessi..." panggil Sinka.

"Siap Sensei,"

"Saya kali ini senang melihat kalian berdua yang mulai menurunkan emosi kalian, saya yakin kedepannya kalian bisa bekerja sama untuk kedepannya,"

Kehidupan Asrama Kiku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang