Hari hari terus berlalu, satu persatu dari mereka mulai mengendurkan kekhawatiran mereka pada Chika. Keadaan Chika yang tak kunjung ada perkembangan serta mereka harus kembali fokus pada sekolah serta kegiatan mereka lagi merupakan alasan mereka melakukan itu.
Begitupun dengan Jessi yang kini tengah dipenuhi dengan peluh setelah latihan karate hari ini. Sebulan lagi sudah memasuki masa untuk kejuaraan antar kota yang menjadi fokus mereka akhir akhir ini.
Napas Jessi sedikit terengah, ia dapat melihat teman temannya yang lain pun juga merasakan hal yang sama. Sementara itu Azizi yang menjadi temannya di karate tak hadir hari ini. Gadis itu bilang harus mengurus akrobatik yang menjadi ekskul utamanya.
Sinka kemudian keseluruhan siswinya untuk berkumpul, "Kalian duduk aja, lurusin kaki.."
"Kecuali Flora sama Jessi. Kalian berdiri di sebeleh saya.." Jessi dan Flora pun segera mengikuti perintah itu dan berdiri di kanan dan kiri sensei mereka.
"Jadi karena kejuaraan antar kota yang tinggal 2,5 bulan dari sekarang. Saya sudah memilih 2 orang di sebelah saya ini untuk latihan khusus. Kalian berdua bakalan latihan di hari yang beda dari temen temen kalian yang lain. Untuk jadwalnya nanti saya infokan ke kalian berdua. Dan terimakasih untuk latihan hari ini. Kalian semua bisa pulang," akhir Sinka kemudian pamit meninggalkan mereka semua.
Jessi berdecak, ia bingung harus senang karena terpilih atau kesal karena kini ia akan latihan berdua saja dengan Flora yang tentunya akan sangat sulit untuk diajak kooperatif.
"Jess suskes ya!"
"Jesi keren kepilih," seketika teman teman yang lain datang dan memberinya semangat serta selamat pada Jessi. Jessi tersenyum mendengarnya.
Berbeda dengan Flora. Tak ada satu orang pun yang mengucapakn satu huruf pun padanya. Gadis itu pun nampak tak peduli, ia memilih untuk segera pergi ke ruang ganti dan meninggalkan tempat ini secepatnya.
Setelah mendapatkan kabar tersebut, Jessi langsung membubarkan dirinya dan segera pulang menuju asrama.
Seperti biasa, setelah Jessi pulang dari karatenya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Freya yang berada di depan asrama yang sekarang tengah menunggunya sambil menyirami bunga tersebut.
"Freya!" panggil Jessi.
Freya sedikit kaget mendengar panggilan yang cukup keras, namun dirinya langsung menatap kearah suara, terlihat Jessi yang mendekat kearahnya.
"E.. Eh, Jessi udah pulang?"
"Iya, baru aja sampe, kamu nungguin aku ya?" tembak Jessi.
"I.. Ih engga, aku lagi nyiram tanaman.." ucap Freya pelan, namun wajahnya terlihat memerah.
Jessi hanya terkekeh melihat kekasihnya tersebut salah tingkah, "Masuk yuk, banyak yang aku mau ceritain hari ini," ucap Jessi.
Freya mengangguk, ia kemudian menaruh alat penyiram tanaman kemudian mengikuti Jessi untuk masuk kembali ke asrama.
Freya kemudian sudah berada di kamarnya untuk menunggu Jessi yang sedang beberes tersebut, seperti biasa jika Jessi ingin bercerita, Jessi akan datang menuju kamar Freya.
"Jadi hari ini gimana?" tanya Freya yang kini sedang membantu Jessi mengeringkan rambutnya.
Freya duduk di tepi kasur, sementara Jessi duduk di lantai, sengaja untuk memudahkan Freya mengeringkan rambutnya.
"Tadi pas latihan karate diumumin buat siapa aja yang bakalan ikut turnamen. Yang kepilih ada 2, salah satunya aku," ucap Jessi.
"Wii~ Keren.. Selamat yaaaaa," teriak Freya yang senang akan prestasi Jessi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Asrama Kiku 2
Fiksi PenggemarSetelah melalui masalah yang cukup menguras emosi, keringat serta airmata. Kini para penghuni Kiku lagi lagi diberi sebuah masalah baru. Kira kira apakah mereka dapat melewatinya?