9. Marah

775 87 19
                                    

"Raa.." panggil Fiony yang duduk di sebelahnya.

Ya semenjak mereka berpacaran kini Fiony duduk di sebelah Ara. Tentunya ini adalah permintaan dari Ara.

"Kenapa Fio?"

"Kamu ngerasa aneh ga sih akhir-akhir ini soal Chika," tanyanya.

"Mmmmh.. Aneh gimana ya?"

"Chika sering jadi pendiem gitu ga sih? Beda kayak dulu. Kira-kira kenapa ya?"

"Iya kah? Kok aku ngerasa gada yang berubah ya?"

"Ah kamu mah emang ga pernah peka sama sekitar," keluh Fiony yang kesal sambil memukul bahu Ara.

"Aduduh, sakit. Ya gimana dunia aku kan kamu, jadi wajar dong kalo aku ga fokus sama yang lain," goda Ara.

"Bodo ah!" Fiony yang terlanjur kesal duduk membelakangi Ara sambil bersekedap dada.

Untungnya saat itu sudah jam istirahat sehingga tak ada yang melihat pertengkaran kecil keduanya itu.

Ara hanya tertawa melihat tingkah Fiony seperti itu. Lalu ia memeluk Fiony dari belakang sambil menaruh dagunya di pundak kanan Fiony.

"Aku cuma bercanda kok Fio. Aku juga ngerasa ada yang beda sama Chika. Tapi aku cuma bisa liat itu tanpa nanya, soalnya aku gamau kalo dia anggap aku kepo. Terlebih lagi aku gamau kalo kamu nanti malah cemburu sama aku," jelasnya.

"Sekarang, kamu maunya aku gimana?" tanya Ara pada Fiony.

Fiony melepaskan pelukan Ara lalu memutar badannya menghadap kekasihnya itu. Kedua tangan Fiony lantas menangkup pipi Ara.

"Aku mau kamu coba cari tau Chika kenapa, kalo emang ada masalah sebisa mungkin kita bantu dia,"

"Oke kalo itu yang kamu mau. Tapii..."

"Tapi apa?"

"Kiss dulu dong," ucap Ara yang langsung memejamkan matanya sambil memanyunkan bibirnya.

"Gamau!" Fiony malah mendorong tubuh Ara lalu berlari keluar kelas.

Melihat itu Ara hanya terkekeh, lalu segera mengejar Fiony.

******

Bel pulang sekolah pun berbunyi.
Sejak tadi Chika tak pernah berhenti untuk melirik ke arah Gita. Rasa kesal tumbuh di hatinya, ini kali kedua Gita membuatnya benar benar kesal.

Setelah apa yang ia lakukan untuk menghalangi niatan Chika dan yang lain untuk menghalangi asrama. Kini Gita melangkahi dirinya dalam percintaan, Gita bergerak lebih cepat hingga kini Gita dapat berpacaran dengan Dey.

Tapi, Chika tak bisa sepenuhnya menyalahkan Gita. Ini juga buah dari keraguan dirinya sendiri, terutama rasa takut yang muncul membuat dirinya tak kunjung mengucapkan semua hal yang ia rasakan pada Dey.

Chika seketika sadar. Sebuah suara tiba tiba terdengar, ia mendongak karena suara itu. Dey terlihat tersenyum dan berjalan masuk ke dalam kelasnya. Tapi ia menghampiri Gita sebelum akhirnya Dey datang ke dirinya.

"Chik yuk balik,"

"Duluan aja Dey,"

"Yah. Tadi udah skip berangkat bareng masa' sekarang skip pulang bareng sih?"

"Sorry banget Dey. Gw ga bisa,"

"Yaudah deh, gw duluan ya Chik.." pamit Dey kemudian kembali mendekati Gita.

Chika benar benar mengambil tasnya kemudian meninggalkan area sekolah terlebih dahulu, bahkan Mira yang memanggilnya untuk pulang bersama pun tak didengarkan oleh Chika, dirinya pergi melangkah begitu cepat.

Kehidupan Asrama Kiku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang