24. Jadi ini

646 76 5
                                    

Dey sudah berada di gerbang sekolah. Duduk di atas sepedanya sambil menunggu datangnya Chika. Sudah menjadi kebiasaan Dey pasti akan menjemput Chika sepulang kelas tambahan. Chika sebenarnya menolak, tapi bagaimanapun Chika memang membutuhkan bantuan tersebut.

"Dey!!" teriak Chika sambil berjalan dengan tongkatnya menghampiri gadis gembul itu.

"Eh hai, dah selesai?" jawab Dey yang langsung turun dari sepedanya lalu menuntunnya ke arah Chika.

"Ayo kita pulang!" teriak Chika antusias.

"Haha, cape banget kayaknya ya?" tanya Dey.

"Ya gitu, susah banget MTK. Rasanya kepala gue mau pecah," keluhnya.

"Yuk,"

Dey sudah berada di sepedanya, dan Chika perlahan duduk di kursi belakang. Duduk menyamping dengan tangan kanannya memeluk Dey dan tangan kirinya memegangi tongkatnya. Awalnya memang sulit, tapi kini sudah biasa.

"Kalo ga langsung pulang mau ga?" tanya Dey.

"Mau kemana emang?"

"Mmm.. pantai? Mumpung cuacanya cerah," ajak Dey.

"Boleh, aku juga suntuk kayaknya kalo di kamar doang," jawab Chika.

"Oke kita lezgo!"

Rencanya hari ini Dey akan mengungkapkan perasaannya pada Chika. Sesuai dengan saran dari Ara dan Fiony. Ia tak mau lama-lama mendam rasa ini. Terlebih lagi ia harus segera fokus pada pekan UAS yang semakin mendekat.

Sesampainya di pantai, Dey langsung memarkirkan sepedanya lalu membantu Chika untuk turun dari sepeda.

Keduanya berjalan menyusuri pantai, beberapa kali juga Dey terlihat membantu Chika yang sedikit kesusahan karena masih menggunakan tongkat.

Tak banyak hal yang mereka lakukan, hanya membeli beberapa cemilan hingga berjalan meyusuri pantai, namun hal tersebut membuat keduanya terlihat sangat dekat.

Hingga sore menjelang, akhirnya keduanya beristirahat dan duduk di bawah pohon rindang yang berada di pantai tersebut.

"Seru banget ya, walaupun cuma jalan jalan doang tapi seru aja," ucap Chika antusias, bahkan dirinya masih terlihat bersemangat tanpa terlihat lelah.

Dey mengangguk, tanpa sadar ia selalu menatap wajah samping Chika, ia tersenyum tipis ketika melihat Chika yang tersenyum menatap pantai.

"Makasih ya Dey, lo udah ngajakin gue kesini," ucap Chika.

"Sama sama, Chik.."

Saat matahari mulai terbenam, Dey menghela nafasnya sembari mengumpilkan niatnya untuk menyatakan perasaannya kepada Chika.

"Mmm, Chika.." panggil Dey.

"Iya?"

Dey menghela nafasnya lagi, entah mengapa ia terlihat gugup kali ini.

Chika dengan wajah bingungnya menatap kearah Dey.

"Mungkin menurut lo ini masih terlalu cepat, mungkin memory lo juga belum bisa nginget semuanya.." ucap Dey.

Chika belum bersuara, dirinya menunggu Dey untuk menyelesaikan ucapannya.

"Lo mau gak Chik, jadi pacar gue?"

Chika cukup terkejut mendengarnya, ia kemudian menatap ke arah pantai. Harapan Dey seketika pupus, hanya dengan gerakan seperti itu. Ia dapat menyimpulkan hal yang tak baik akan datang padanya.

"Maaf,"

"Aku ga bisa nerima itu Dey,"

"Kenapa Chik? Kenapa?"

Kehidupan Asrama Kiku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang