Pertandingan final pun akhirnya akan segera dimulai. Jessi sudah bersiap di dalam arena. Sedangkan yang lain sudah duduk di tribun bersiap menyemangati Jessi. Adel dan Flora terlihat begitu lengket. Keduanya terus berpegangan tangan seakan tak mau dipisahkan. Jessi pun terlihat tampak sangat siap. Berbekal ciuman yang Freya berikan beberapa menit sebelum masuk ke dalam arena tentunya membuat Jessi semakin bersemangat. Riuh tepuk tangan penonton pun menandai bahwa pertandingan akan segera dimulai.
Sementara itu di kamar rawat Chika, kedua gadis yang tadi bercerita kini hanya diam. Chika merebahkan dirinya sambil menatap langit-langit kamarnya. Sementara Dey hanya bisa menatap wajah Chika dengan tatapan sayu.
"Banyak juga yang gue gatau ternyata," buka Chika dalam suasana hening.
"Anehnya kenapa cerita lo ga bikin gue ketrigger ya? Sama sekali gada yang gue inget mesti sepintas," lanjutnya.
"Mungkin karena udah lama. Itu kan cerita udah setahun lalu," jawab Dey.
"Hmm mungkin ya," gumam Chika kemudian hening kembali menyelimuti ruangan tersebut.
Dey sebenarnya sangat ingin bercerita tentang apa yang Chika lewatkan, terutama tentang perasaannya. Karena semenjak tadi Dey hanya menceritakan soal anak-anak asrama saja, sama sekali tak menceritakan soal perasaan Chika pada Mira atau dirinya.
"Dey, gue kayaknya keinget sesuatu deh," lagi-lagi Chika berbicara secara tiba-tiba.
"Apa?" respon Dey singkat.
"Gue pindah ke Kiku dengan alasan karena gue risih digodain sama siswi lain di asrama utama, padahal sebenernya gue cuma mau ikutin Mira doang. Apa gue suka sama Mira ya saat itu? Kemarin pas denger Mira sama Jesslyn jadian gue juga sedikit kecewa, rasanya ada jarum yang tiba-tiba ditusukin ke dalam dada gue," jelasnya.
Dey hanya diam, Dey memang tahu perasaan Chika pada Mira begitu dalam. Namun disatu sisi Dey merasa sedih. Chika melupakan perasaanya kepada Dey.
"Dey?"
"Eh iya kenapa Chik?"
"Berarti kan Febi udah lama ya pergi? Lo sendiri sekarang sama siapa?"
"Ha? Gw?"
"Iya?"
"Gw sama Gita," ucap Dey sambil berusaha tersenyum.
"Lo lagi ada masalah ya?" tebak Chika melihat Dey dengan senyum yang seperti itu.
Dey terkejut mendengarnya, ia menunduk. Chika menyadari bahwa ia salah bicara, "Eh maaf Dey,"
"Maaf ya gw ga maksud Dey," tiba tiba setetes airmata jatuh membasahi paha Dey dan itu dapat terlihat oleh Chika. Chika tampak panik tapi ia tak bisa berbuat apa apa, tubuhnya masih susah untuk digerakkan.
"Dey jangan nangis dong,"
"Ah engga kok," ucap Dey sambil mendongakkan wajahnya. Wajahnya jelas menunjukkan bahwa ia baru saja menangis.
"Chik, andaikan lo tau.." batin Dey sambil menghela napasnya.
*****
Kembali ke pertandingan karate, Jessi yang kini terlihat sedikit kewalahan memghadapi lawannya.
Jessi terus menerus bertahan tanpa diberikan celah untuk menyerang oleh lawannya hingga langkah Jessi hampir keluar dari arena.
Saat Jessi sedang bertahan, Jessi melihat lawannya melalukan sedikit kesalahan sehingga dirinya bisa menyerang balik lawannya hingga lawannya terpental kebelakang.
Jessi terus mencoba untuk memukul mundur lawannya hingga hampir keluar dari arena pertandingan.
Serangan maupun pertahanan antara Jessi dan lawannya pun terasa sengit, bahkan keduanya terlihat kewalahan untuk saling melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Asrama Kiku 2
FanfictionSetelah melalui masalah yang cukup menguras emosi, keringat serta airmata. Kini para penghuni Kiku lagi lagi diberi sebuah masalah baru. Kira kira apakah mereka dapat melewatinya?