12. Emosi

591 73 16
                                    

Suara pintu terbuka pun terdengar, Mira memutar tubuhnya ke arah pintu.

"Mir," suara lirih dengan bibir yang bergetar mengucap sepatah kata yang membuat Mira tersenyum.

Meski begitu Mira belum bisa menghentikan tangisannya, "Je, sini," ajak Mira pada Jesslyn, kekasihnya yang baru saja tiba itu.

Jesslyn menurutinya, ia mendekati Mira dengan hati hati. Gadis itu masih menangis terlihat dari beberapa bulir airmata yang berada di pipinya serta matanya yang selalu menjadi pemikat hati Jesslyn.

"Je.."

"Mir.."

"Aku minta maaf, Je.."
"Aku minta maaf, Mir.."
Keduanya mengucapkan itu bersamaan.

"Aku minta maaf udah ga ngertiin perasaan kamu, aku udah salah udah marah ke kamu yang emang berhak cemburu soal itu, aku tau kamu cemburu kayak gitu karena kamu sayang sama aku kan?"

"Aku juga mau minta maaf Mir, ga seharusnya aku se-cemburu itu. Maaf aku udah ngelampiasin kecemburuan aku lewat Chika yang emosi kayak gitu,"

Jesslyn menunduk, "Aku ga pernah nyangka semua ini terjadi gitu aja.."

"Aku pengen ngutuk diri aku udah bikin temen aku jadi kayak sekarang Mir,"

Mira memeluk tubuh Jesslyn membawa Jesslyn ke dekapannya, "Aku juga salah Je, aku juga nyesel semua ini bisa terjadi,"

"Kamu ga perlu lagi ya cemburu lagi? Mau gimanapun hatiku udah buat kamu, gaada yang bisa milikin itu selain kamu Je,"

Jesslyn tersenyum, "Makasih Mir," keduanya mempererat pelukan mereka hingga..

Jesslyn menyadari satu hal, ia dapat melihat jari jemari tangan Chika itu bergerak. Ia segera menjauhkan Mira membuat Mira kaget dan bingung.

"Kamu kenapa?"

"CHIKA SADAR,"

"Hah? Gimana?"

"Aku liat sendiri tangan Chika geraka!"

"Masa sih?"

Jesslyn dan Mira pun memutuskan untuk memperhatikan Chika lagi. Dan benar saja tak sampai 10 detik, tangan itu kembali bergerak.

"JE PANGGIL SUSTER,"

*****

Setelah dokter datang, Mira dan Jesslyn saling memeluk untuk menguatkan, sebelumnya juga Jesslyn sudah menghubungi Lulu untuk menyusul menuju rumah sakit.

"Jadi, gimana keadaannya dok?" tanya Mira.

Sang dokter menghela nafasnya, kemudian bergantian menatap Mira dan Jesslyn.

"Kondisi pasien masih lemah, belum bisa dikatakan bahwa dirinya sudah sadar, namun adanya pergerakan kecil seperti yang dikatakan pun benar adanya, kondisi pasien akan terus kami pantau hingga pasien bisa benar benar dikatakan sadar," ucap sang Dokter.

Mira dan Jesslyn saling menatap, jelas ada sedikit ketakutan dari keduanya, namun keduanya juga tak tahu harus bagaimana.

"Kalau begitu saya izin pamit dulu, nanti suster kami yang akan melihat perkembangan pasien,"

Dokter tersebut lalu keluar dari ruangan Chika. Mira dan Jesslyn pun kembali dilanda rasa bersalah karena kondisi Chika yanh belum juga membaik.

Tak lama kemudian, Lulu datang bersama Christy dan Muthe yang membawa kantung kecil berisi buah buahan.

"Gimana keadaan Chika?" tanya Lulu.

Mira dan Jesslyn hanya menggeleng, keduanya terlihat murung dan menunduk, Lulu pun hanya bisa menghela nafasnya.

Kehidupan Asrama Kiku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang