DEVALLIN || 05

146 55 16
                                    

Sebelum nya aku mau ngucapin terimakasih banyak buat kalian yang udah mau baca dan vote cerita ini, karena itu semua merupakan semangat aku untuk terus buat cerita ini🤗

Jangan lupa follow, vote, and coment cerita aku yaa❤


Happy Reading🌻


Di kelas 11 IPA 1 Dinda dan Salsa  langsung bertanya kepada Devallin kenapa ia bisa kenal dengan Elvano.

"Lin kok lo bisa kenal gitu sih sama si Elvano?" tanya Salsa kepada Devallin.

"Soalnya gue waktu itu pernah liat Elvano di keroyok di jalan deket rumah gue terus gue bawa dia ke rumah sakit dan kenalan sama dia." jawab Devallin menceritakan kejadian pada saat itu.

"Terus lo ada rasa suka gak sama Elvano." tanya Dinda dengan semangat.

"Engga biasa aja." jawab Devallin santai.

"Cowok seganteng itu dan lo gak punya perasaan ke dia sama sekali?" tanya Salsa tak percaya.

"Apaan sih lo emang nya kalau dia ganteng gue harus suka gitu sama dia?" kesal Devallin kepada Salsa.

"Ya kan biasanya cewek kalau liat orang ganteng pasti ada rasa suka terus ingin memiliki dan akhirnya ya pacaran, bisa aja lo kaya gitu, Elvano juga keliatan nya baik sama lo beda kalau sama cewek lain." jelas Dinda kepada Devallin.

"Ck ngapain juga sih pacaran cuma buang-buang waktu aja, lagian pacaran itu menurut gue cuma buat bersatu untuk berpisah ujung nya putus juga kan." kata Devallin kepada Dinda.

"kenapa gak lo coba aja sih pacaran, kan enak tuh kalau pacaran ada yang perhatiin lo juga kan." kata Salsa mencoba untuk membuju Devallin.

"Orangtua gue juga selalu perhatiin gue kok jadi gue gak butuh pacar." ucap Devallin tetap pada pendirian nya.

"Ck udahlah susah ngomong sama lo." kesal Dinda kepada Devallin.

"Dasar jomblo akut." ledek Salsa kepada Devallin.


****


Jam pulang sekolah pun tiba, Devallin pun membereskan alat tulus nya dan bersiap untuk pulang sekolah.

"Din, Lin gue duluan ya soalnya bokap gue udah nungguin di depan." pamit Salsa untuk pulang duluan kepada Dinda dan Devallin kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Abang gue lagi di jalan buat jemput gue bentar lagi sampe, mending kita ke depan dulu aja." ajak Dinda kepada Devallin.

"Lo duluan aja Din gue mau ngembaliin buku dulu ke perpustakaan." kata Devallin karena ia tadi sempat meminjam buku ke perpustakaan dan akan mengembalikan nya sekarang.

"Lo pulang nya sama siapa?" tanya Dinda kepada Devallin.

"Bokap gue juga lagi di jalan kok nanti dia yang jemput gue."

"Oh yaudah deh bye lin." Dinda pun pergi meninggalkan Devallin dan Devallin pun bergegas menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku.


****


Setelah mengembalikan buku di perpustakaan Devallin pun menuju ke gerbang untuk menunggu Ayah nya, tetapi saat ia melewati lapang ada bola basket yang terlempar dan mengenai kepala nya.

"Sorry gue gak sengaja, ada yang sakit?." ucap seorang pria yang merasa bersalah karena bola basket yang ia lempar mengenai kepala Devallin.

"Eh gapapa kok lagian gue juga salah jalan  gak liat-liat." jawab Devallin walaupun kepala nya sedikit pusing tapi ia bisa menahan nya.

"Oh iya nama gue Alexander Gerald Bramasta panggil aja Alex." ucap pria itu mengenalkan diri sambil menyodorkan tangan nya kepada Devallin untuk mengajak nya berkenalan.

"Nama gue Devallin Aurelia Putri panggil aja Devallin." kata Devallin sambil menjabat tangan Alex dan melepaskan nya setelah berkenalan.

"Kalau gitu gue duluan ya mau pulang soalnya, bye Alex." lanjut Devallin pamit untuk pulang kepada Alex dan pergi meninggalkan Alex.

"Kenapa jantung gue detak nya cepet banget sih, kayanya gue harus periksa kedokter." gumam Alex sambil memegang dada nya dan menatap kepergian Devallin.

Sementara itu Devallin sedang menunggu Ayah nya di halte dekat sekolah. Dan tiba-tiba hp Devallin berdering menandakan ada panggilan masuk yang tenyata dari Ayah nya dan Devallin pun segera menjawab nya.

"Hallo Devallin maaf ayah gak bisa jemput kamu soalnya ban mobil Ayah bocor kamu pulang naik taxi aja gapapa kan?" tanya ayah yang merasa bersalah kepada Devallin yang tidak bisa menjemput nya pulang sekolah.

"Yaudah gapapa Ayah, Devallin nanti pulang naik taxi aja, Ayah hati-hati di jalan ya." jawab Devallin kepada Ayah nya.

"Iyaa maaf ya, kamu juga hati-hati di jalan nya." kata Ayah dan mengakhiri panggilan tersebut.

Devallin pun menunggu taxi yang melewat di jalan, tetapi sudah lama ia menunggu tidak ada satupun taxi yang melewat ataupun angkutan umum lainnya.

Tintin

Suara klakson motor pun terdengar dan tiba-tiba motor tersebut berhenti di depan Devallin dan ternyata itu adalah Elvano.

"Naik!" kata Elvano memerintah Devallin untuk pulang bersamanya.

"Eh gak usah El aku lagi nunggu taxi kok." tolak Devallin kepada ajakan Elvano.

"Jam segini jarang ada taxi." kata Elvano menjelaskan.

"Hm yaudah deh maaf ngerepotin El." kata Devallin dan segera menaiki motor Elvano.

Di perjalanan pulang Elvano menanyakan alamat rumah Devallin dan Devallin pun memberitahukan nya. Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka dengan ditemani bising nya kendaraan lain.

Motor Elvano pun berhenti di depan rumah Devallin dan Devallin pun segera turun dari motor Elvano.

"Makasih El maaf ngerepotin." ucap Devallin berterimakasih dan merasa bersalah karena telah merepotkan Elvano.

"Hm gue duluan." jawab Elvano

"Hati-hati di jalan El." kata Devallin setelah itu Elvano pun pergi melajukan motornya dari rumah Devallin.


TBC

Tinggalkan jejak vote setelah membaca yaa⭐🤗

See you next part👋

DEVALLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang