"Serius??"
"Iya, Ma."
"Kamu dilamar beneran sama Azka??"
"Iya, Ma. Beneran. Nih, cincinnya, dipasangin sama Azka sendiri tadi."
Ara menunjukkan cincin itu pada Riris. Sedari tadi Riris meragukan ucapan Ara karena dia masih tak percaya si Azka bakal se-gentle itu melamar anaknya tepat satu jam setelah kelulusan.
"Nggak... Mama nggak percaya." Riris menggelengkan kepalanya. "Mama yakin kamu pasti ngehalu pengen dinikahin sama Azka kan?"
"Mama ih!!" Ara menggerutu kesal. "Ini beneran, Ma! Ara gak ngehalu. Orang tuanya Azka juga bilang ke Ara tadi, kalo nanti malem kita sekeluarga diajak makan malam di rumahnya Azka."
Riris tiba-tiba berlari kencang menuju kamar mandi.
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi Ara!!! Cepetan ganti baju!"
Ara langsung mendumel kesal. "Ish, Mama mah gitu, giliran ketemu sama Om Yuda, semangatnya minta ampun."
***
2 jam dandan dan mandi cantik, Ara pun turun dari lantai dua sambil memakai setelan dress bekas lamaran Mamanya dulu.
Riris yang menunggu di lantai bawah langsung berbinar takjub melihat transformasi Ara saat ini.
"Kamu cantik banget sayang. Persis kayak Mama waktu muda dulu. Hihihi." Riris menutup mulutnya malu-malu. Dia jadi teringat sama kenangan indahnya waktu itu.
"Really, Ma? Ini mah kekecilan di badan Ara!" protes Ara. Kedua tangannya sibuk menaikkan resleting yang terus saja melorot turun.
"Ck, itu mah gara-gara kamu jarang olahraga." Riris pun melangkah naik ke anak tangga untuk menuntun Ara turun pelan-pelan. "Pokoknya mulai besok kamu harus diet. Titik."
"Tapi Ma..."
"Gak ada tapi-tapian." Riris mengancam dengan mengacungkan jari telunjuknya. "Mama ngingetin ini biar waktu hamil nanti badanmu gak melar-melar banget."
Ara mendecak sebal. "Baru aja lamaran, Ma. Masa langsung mikir hamil. Ara mau kerja dulu, cari uang buat nabung beli keperluan nanti."
Riris mengibas-ngibaskan telapak tangannya seperti emak-emak yang menceramahi anaknya. "Ah, hoax tuh hoax. Dulu Mama juga punya pikiran kayak kamu, tapi endingnya ya habis resepsi langsung diajak bikin sama Papa kamu."
"Emangnya gak bisa ditahan ya, Ma?" dumel Ara.
"Aish... Kamu lihat aja ntar. Rasain sendiri nanti."
🍁🍁🍁🍁🍁
Pukul 19.00 WIB
Sebenarnya Ara dan Riris sudah sampai jam 5 sore tadi. Tapi waktu sampai di rumahnya Azka, ternyata Kirana dan Yuda masih belum pulang, cuman ada Azka yang sibuk ngeberesin rumah. Entah, dua sejoli itu pergi kemana sampe-sampe belum pulang dari tadi siang.
Namun akhirnya pukul 6 sore, mereka berdua pulang sambil bawa barang belanjaan yang bejibun. Niatnya Kirana masak jam 4 sore, tapi entah karena suatu hal jadi molor dan terpaksa pulang jam 6 sore. Terpaksa, Kirana menahan malu sepanjang waktu ketika Riris membantunya memasak makanan untuk makan malam.
"Ya ampun, makasih banget ya Mbak, dibantuin masak. Malah ngerepotin tamu sendiri." Kirana tersenyum canggung selagi menggoreng beberapa sayuran di wajan.
Fyi, umur Kirana lebih muda 2 tahun dari Riris. Jadi dia reflek menyebut Riris dengan sebutan 'Mbak'
Riris tertawa pelan. "Gapapa. Bentar lagi juga kita bakal besanan. Itung-itung latihan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tingkat ✔ [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW BIAR BISA BACA] Ketika Azka memutuskan untuk melamar Ara tepat satu jam setelah pengumuman kelulusan. Sesuai janjinya pada waktu itu, Azka takkan pernah meninggalkan Ara sampai kapan pun. Azka benar-benar menjadi...