[17] Cemburu Tanda Cinta?

4.7K 898 329
                                    

Skip part 17+
Private ya say

🍁🍁🍁🍁🍁

Keesokan harinya

Azka terbangun ketika secercah cahaya dari luar jendela kamar berusaha menelusup masuk.

Sudah pagi ternyata, batin Azka. Perlahan tubuhnya bergerak miring ke kanan. Ia tersenyum begitu menatap wajah Ara yang nampak masih lelap tertidur.

Semalam, Azka hampir aja lepas kendali kalau saja Ayahnya tidak menelpon secara tiba-tiba untuk sekedar menanyakan kabar. Katanya gak sengaja kepencet, padahal sebenernya Yuda lagi kangen sama anaknya dan entah kenapa malam itu Yuda memiliki firasat gak enak sehingga nekad menelpon Azka malam-malam tanpa sepengetahuan Kirana.

Semenjak bapak dan anak itu LDR Bandung-Jakarta, Yuda terpaksa memberi les privat pada Azka secara online via whatsapp

Dan entah kenapa, malam itu, kebetulan Yuda memberikan wejangan pada Azka

Azka, inget materi les dari Ayah, Bab 6 halaman 69, kalo udah ada suara aneh muncul dan bikin badan kamu panas, jangan dilanjutin. Ntar Ayah ajarin lagi waktu kalian berdua udah sah. Biar Ayah langsung dapet cucu kembar 3

Setelah membaca pesan itu, Azka seketika tersadar dari alam bawah sadarnya yang liar dan segera menutupi tubuh Ara dengan selimut.

Azka memperhatikan sejenak kulit putih Ara yang kini dipenuhi dengan banyak tanda merah. Banyak sekali, hingga memenuhi sekujur leher, dada, dan bahu Ara.

Azka meneguk ludahnya gugup. Apa yang telah ia lakukan? Kenapa Ara gak mengingatkannya untuk berhenti?

Akhirnya Azka memutuskan menghabiskan sisa malam kemarin dengan tidur bersama Ara.

KRIIING

Azka terpaksa bangkit ketika bunyi alarm jam weker di dekat TV ruang tengah berbunyi. Ia melirik sekilas Ara yang masih meringkuk di balik selimut.

Azka memperhatikan tanda merah alias kissmark di tubuh Ara yang masih belum hilang juga dari semalam.

Mana banyak banget lagi. Ini gimana nutupinnya kalo Tante Riris tiba-tiba pengen video call?, batin Azka, bingung sendiri jadinya.

Sesaat, tangan Azka terulur menyentuh dahi Ara. Syukurlah suhu panas tubuh Ara lumayan berangsur turun.

"Tapi gapapa deh, yang penting badan Kak Ara gak panas lagi," gumam Azka, kemudian memutuskan untuk turun dari kasur.

Azka berjalan sempoyongan membuka pintu kamarnya. Pemandangan bak kapal pecah menyambut suasana pagi ini. Azka lupa kalo kemaren apartemennya dijadikan tempat party, dan belum dibersihkan.

Azka melirik detak jam dinding di atas kulkas, sudah pukul 8 pagi, tinggal 30 menit lagi waktu yang tersisa sebelum kelas hari ini dimulai.

"Ya ampun..." Azka menggeram frustasi, lalu dengan cepat berlari menuju kamar mandi. Semoga saja devi fortuna berpihak padanya hari ini, karena Azka lupa belajar untuk kuis diskusi.

20 menit mandi dan berbenah diri

Azka terburu-buru melahap sarapan rotinya sambil memakai sepatu. Tangan yang lain sibuk bertelpon seseorang lewat HP.

"Halo, Kak Nay, ada apa ya nelpon pagi-pagi?"

"Aku otw ke apartemenmu. Barangku ada yang ketinggalan kemaren. Nanti bukain pintunya ya kalo aku udah sampe."

"Kakak langsung ambil aja. Pintunya gak aku kunci kok. Oh iya kak, sekalian minta tolong jagain Kak Ara, boleh? Soalnya Azka bakal pulang agak sore hari ini, mau ngobrol sama dosen dulu."

Kakak Tingkat ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang