[3] Ketika Semesta Berkehendak Lain

4.3K 1K 134
                                    

Pukul 7 pagi

Ara terjingkat bangun begitu alarm di HP nya berbunyi. Sudah pagi ternyata, pantas saja mukanya gosong kepanasan diterpa sinar UV matahari dari balik kaca jendela.

Ara perlahan duduk di pinggiran kasur dan meraih HP nya yang terus bergetar diatas laci. Sesaat, Ara mendecak kesal, bodoh sekali dirinya kemaren lupa bawa charger. Alhasil, baterai HP nya sekarang benar-benar lowbatt, hanya tersisa daya 3%

"Argh! Xiomai! Kenapa bentuk charger lo beda sih?! Mana keluarganya Azka cuman punya Iphone doang lagi," dumel Ara emosi dalam hati, di pagi yang cerah ini.

Ara sejenak melirik Tante Kirana yang masih tertidur nyenyak dibalik selimut. Semalam, mereka berdua bercerita banyak hal. Mulai dari kebiasaan Azka yang sering ngompol waktu kecil, makanan kesukaannya, dan kebiasaan-kebiasaan kecil lainnya. Kirana juga bercerita kalo semenjak dekat dengan Yuda, Azka berubah menjadi pribadi yang berbeda 180 derajat, jadi Kirana meminta Ara untuk berhati-hati dengan Azka sampai hari-H pernikahan tiba. Tapi sayangnya, satu hal yang Ara sesalkan, Kirana selalu menolak bercerita ketika Ara berusaha mencari informasi tentang masa lalunya Azka.

Kata Kirana, 'yang lalu biarlah berlalu, kenapa harus diungkit-ungkit lagi?'

Dan setelah pernyataan itu, mereka berdua terpaksa mengakhiri obrolan dan segera tertidur pulas.

"Aduh, mana kebelet pipis lagi."

Ara buru-buru bangkit berdiri dan berlari menuju pintu.

CKLEK

Ara berhasil membuka kunci pintu itu dan langsung berlari kencang menuju toilet di dekat dapur.

Namun belum sempat Ara mengerem, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya dari depan.

BRUGH

Ara terjatuh di lantai dengan posisi aesthetic. Ia terus menggaruk hidungnya yang sempat kegencet sambil sesekali merintih kesakitan.

"Kak Ara gapapa kan?"

Azka tiba-tiba mengulurkan tangannya di hadapan Ara, membantunya berdiri.

Ara jadi diem cengo. Kok gue berasa dejavu ya?

Ara pun berdiri. Wajahnya kini fokus menatap sosok Azka yang kelihatan habis mandi. Rambutnya basah dan badannya wangi shampo. Pantas saja hidung Ara peka waktu kegencet tadi.

"Kak? Beneran gapapa kan?" Azka mengibaskan telapak tangannya.

Ara langsung berkedip cepat dan buru-buru masuk ke dalam toilet.

"Untung aja gak ngompol gue," dumel Ara. Ia mulai menyelesaikan urusannya dengan cepat, lalu keluar dari dalam toilet. Bisa gila Ara memikirkan yang tidak-tidak disini.

CKLEK

Ara membuka pintu toilet, badannya tiba-tiba jadi kaku ketika melihat Azka yang ternyata menunggunya di samping pintu.

Seketika otak Ara jadi negatif thinking lagi. Dia ngintip gue pipis?

"Kak?"

"Hah? Ya?" Ara celingukan gak fokus.

"Udah kan?"

Ara melotot lagi, tiba-tiba kedua tangannya memeluk dada. Udah? Udah apaan? Gue masih di area toilet lho ini. Ngapain dia nungguin gue?

"Kak?"

Ara merespon lagi. "Y-Ya?"

"Kakak gak lagi mikir yang aneh-aneh kan?"

Kakak Tingkat ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang