⚠️⚠️⚠️
Setelah dirasa Ara sudah cukup tenang, Azka pun menuntunnya lagi menuju meja makan. Sepertinya hari ini bukan waktu yang tepat untuk Azka menanyakan lebih lanjut soal penyakitnya Ara. Apalagi dengan kondisi Ara akhir-akhir ini yang sering mood swing dan agak sensitif.
Azka benar-benar harus ekstra sabar, menunggu waktu yang pas agar Ara mau menceritakan semuanya.
Azka menyuguhkan semangkuk seblak hangat yang tadi ia masak ke hadapan Ara.
"Seblak level lima atas nama Kak Ara sayang..." tutur Azka, sengaja menirukan cara pelayan memanggil pelanggan.
Perlahan senyuman terukir di bibir Ara. Tangannya meraih ujung mangkuk itu, lalu sedikit melirik ke Azka.
"Ish... level lima apaan. Cabenya cuman satu doang tadi. Mana ada pedes-pedesnya," dumel Ara, membuat Azka tersenyum gemas dan reflek mengacak rambutnya.
"Gak boleh makan pedes-pedes, nanti Kak Ara jadi kebanyakan minum es."
"Siapa juga yang minum es? Aku kan minumnya sprite."
"Sama aja kak..." Azka tersenyum pelan. "Sprite kalo dimasukin kulkas ya jadi dingin."
"Ya... gapapa, sekali-kali," gerutu Ara.
Azka tertawa lirih. "Ntar kakak aku tempelin bye-bye fever lagi kalo doyan minum es."
"Gamau ah, kalo ngaca kelihatan aneh, kayak mirip naruto tapi bukan dari konoha."
"Trus dari mana kak?"
"Dari bojong gede."
Azka spontan ketawa kenceng. "Hahaha, itu mah bukan naruto, narto kali ah."
Ara seketika ngakak dan hampir aja mati kesedak potongan jahe. Buru-buru Azka menyodorkan segelas air putih untuk Ara. Dengan cepat Ara meminumnya, meskipun mulutnya masih gak bisa berhenti cekikian ketawa.
Sejenak Azka merapikan rambutnya yang agak berantakan. Dia menatap Ara yang mulai lahap menghabiskan seblak di dalam mangkuk.
Azka pun tersenyum lega, sepertinya mood Ara perlahan mulai membaik.
"Kak," panggil Azka sembari bertopang dagu memperhatikan Ara makan.
Ara mendongak, mulutnya sibuk mengunyah. "Hm?"
"Enak?"
Ara mengangguk cepat, terlihat matanya yang membulat sambil memberikan jempol kepada Azka.
"Enak banget. Nanti ajarin ya cara bikinnya."
"Lah dari tadi emangnya kakak gak lihat aku masak?"
"Lihat," jawab Ara santai.
"Trus?"
"Aku fokus lihat orangnya, bukan masakannya. Gantengnya jadi double hot soalnya sambil masak seblak. Trus makin triple hot waktu dapet bonus kiss kiss mmuah."
Muka Azka langsung terasa panas dan gak tau kenapa dia tiba-tiba jadi salting sendiri. Secepat kilat Azka bangkit melenggang pergi sebelum ketahuan sama Ara.
CKLEK
Azka membuka pintu depan apartemennya, kemudian menutupnya lagi. Azka bersandar pelan, lalu menghembuskan napas panjang.
"Fiuuh..."
Azka mengelus dadanya berulang kali. Jantungnya kini berdegup sangat kencang. Kalau dipikir-pikir lagi, Azka sendiri masih gak percaya dirinya bisa seberani itu mencium Ara sampai agresif kayak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tingkat ✔ [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW BIAR BISA BACA] Ketika Azka memutuskan untuk melamar Ara tepat satu jam setelah pengumuman kelulusan. Sesuai janjinya pada waktu itu, Azka takkan pernah meninggalkan Ara sampai kapan pun. Azka benar-benar menjadi...