Warm

243 25 0
                                    


Junmyeon duduk terdiam di balik meja kerjanya. Pertemuannya dengan Presdir Park tadi memang memiliki akhir yang agak kejam.

'Aku akan benar-benar membencimu jika kau terus menyimpan perasaan itu padaku.'

Ancaman itu terdengar sangat tegas dan seharusnya langsung memukul mundur Chanyeol. Ya, pria tinggi itu langsung seperti orang yang sekarat. Tapi, hal ini sudah seharusnya di lakukan agar Chanyeol dapat melihat dengan jelas batasan yang ada.

Sama-sama sudah memiliki pasangan.

Sama-sama sudah memiliki orang yang mencintai dengan tulus.

Meskipun ia harus rela mendapat pelukan yang terasa sangat erat secara mendadak. Junmyeon hanya berharap Chanyeol benar-benar serius menanggapi ancamannya.

.


.

Chanyeol masih termenung di dalam mobilnya. Kali ini ada beberapa panggilan tak terjawab dari Changmin. Ia sengaja tidak menjawabnya karena merasa hari ini tidak ada sesuatu yang penting soal pekerjaan.

Restoran mie ini ternyata memberikan keajaiban baginya, mendatangkan Junmyeon yang belakangan ini menguasai hati dan pikirannya. Meskipun pada akhirnya harapannya di patahkan, paling tidak ia dapat melihat wajah manis itu sekali lagi tanpa Sehun.

Ia harus sadar kalau Junmyeon hanya mencintai si cecunguk itu.

'Aku menunggumu di rumah.'

Pesan itu datang dari Baekhyun, singkat dan padat seperti biasa. Chanyeol bahkan tidak sadar kalau istrinya itu tidak pulang ke rumah semalam. Entah dimana wanita itu tidur, Chanyeol agak menyesal karena tidak menanyakannya.

Jika menanyakannya sekarang, pasti akan memancing pertengkaran yang tidak perlu. Jadi, ia memutuskan untuk merespon pesan itu seperti biasa.

Sesampainya di rumah, Baekhyun tampak duduk di sofa ruang tengah dengan pakaian yang anggun. Bahkan Chanyeol hampir tidak pernah dengan serius memperhatikan penampilan istrinya yang cantik.

Langkahnya agak kaku ketika mendekati sofa itu, bibir itu tersenyum, namun tidak dengan matanya. Chanyeol memperkirakan ada kabar buruk yang akan terdengar.

"Kau baik-baik saja?" sepintas pertanyaan itu terdengar konyol ketika keluar dari mulut Chanyeol yang notabene tidak pernah peduli dengan apapun yang terjadi pada istrinya.

"Dokter mengatakan aku belum bisa melakukan program hamil karena aku mengidap PCOS."

Chanyeol memang awam dengan persoalan kandungan, tapi ia merasa kalau sindrom yang di sebutkan tadi itu cukup serius. Ia melihat tangan Baekhyun yang bergetar dan rahang kecil itu pun ikut mengeras. Dari situlah ia sadar, kalau hal ini begitu menakutkan.

"Kemungkinannya sangat kecil." Lalu isakkan tangis pun terdengar, Baekhyun berusaha untuk tegar tapi tetap saja pertahanannya runtuh begitu saja. Bahkan ia tidak berani melirik ekspresi Chanyeol.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Satu pertanyaan besar yang muncul di benak Chanyeol. Ia sungguh tidak pernah berlatih untuk hal ini. Melihat Baekhyun menangis juga biasanya tidak pernah menggoyangkan hatinya. Tapi, saat ini ia merasa sangat kasihan dan entah mengapa dunia seperti hening sejenak. Menyisakan suara gong besar yang membuat bising gendang telinga pria tinggi itu.

"Aku rasa kau menang. Takdir pun sepertinya sangat mendukungmu untuk pergi dariku."

Sampai akhirnya air mata Baekhyun tak terbendung lagi. Kini wanita itu berdiri di hadapan Chanyeol, berusaha tegak agar sanggup melihat reaksi sang suami. Namun, hal tak terduga pun terjadi.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang