Wolfs

613 72 7
                                    

Sehun terkejut ketika berpapasan dengan Junmyeon di depan ruang pertemuan. Dapat ia melihat wajah murung yang jarang terpasang itu. Sepertinya kekasihnya sedang sedih.

"Ayo, ke ruanganku sekarang." Ajak Sehun tanpa menunggu tanggapan Junmyeon.

Terlihat jelas sekali senyum yang di paksakan dan Sehun tidak menyukainya. Sehun mendekat dengan duduk di samping Junmyeon, di pandangnya kekasihnya itu dan di genggam tangan halus seputih salju itu.

"Ada apa?" Tanya Sehun dengan nada yang lembut.

Junmyeon tidak bisa berkata-kata dan langsung memeluk Sehun. Ia menangis di dalam pelukan itu. Baru kali ini tuduhan yang sering ia abaikan terdengar begitu pelik setelah Changmin mengatakannya.

Apa susahnya percaya pada Junmyeon, toh ia benar-benar tidak berniat merebut atau mengencani Chanyeol.

"Baiklah, tidak usah bercerita. Menangislah sepuasmu." Bisik Sehun. Ternyata nasihat dari sang ayah ada benarnya juga. Menjadi dewasa itu cukup sulit ketika ia begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada Junmyeon, tapi tertahan karena harus menenangkan pria itu terlebih dahulu.

Sehun mengatur napasnya pelan, agar bisa membuang jauh-jauh keingintauannya.

.


.

Di pagi hari yang cerah, Chanyeol di kejutkan dengan kedatangan Junmyeon di rumahnya. Hari ini ia sengaja mengambil cuti, karena muak dengan pekerjaan serta tidak bisa berkonsentrasi.

Tentu saja kedatangan Junmyeon di sambut hangat oleh pria bertubuh tinggi nan kekar itu. Untung saja ia sudah mandi pagi dan tidak mengenakan piyama. Namun, entah kenapa begitu melihat Junmyeon, rasanya ia ingin memboyong pria itu ke kamarnya dan mencumbunya habis-habisan.

TIDAK!

JANGAN SAMPAI SEPERTI ITU ATAU JUNMYEON AKAN SEMAKIN MENJAUHINYA!

"Jadi, kau mengkhawatirkan aku?"

.


.

"Kenapa aku begitu bodoh?!" Sehun memaki dirinya sendiri ketika membiarkan Junmyeon masuk sendirian ke kandang buaya.

"Bagaimana kalau nanti Chanyeol akan langsung melahap Junmyeon?!"

Ia menatap ponselnya cemas, berjaga-jaga kalau Junmyeon mengirimkan kode darurat padanya. Sebenarnya sejak awal ia agak kurang yakin dengan rencana ini. Tapi, lagi-lagi tatapan berbinar seimut kelinci telah berusaha meyakinkannya.

"Aku harus bersabar seperti orang dewasa!"

.

.

"Aku harap Presdir tidak jadi menceraikan Nyonya Byun." Ucap Junmyeon, akhirnya setelah Chanyeol menjamunya dengan teh dan kue kering.

Pria itu menaikkan sebelah alisnya, seolah menyelidiki motif dari Junmyeon yang tiba-tiba mengatakan hal itu padanya.

"Wanita itu mengancammu?" Tanya Chanyeol dengan nada yang santai.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang