Winner

750 95 8
                                    

Junmyeon sampai pada ruangan yang besar nan mewah. Letaknya bersebelahan dengan ruang kerja Chanyeol. Pria tinggi itu menamakan tempat ini sebagai ruang istirahat.

"Baiklah, kau tidak perlu bekerja terlalu keras karena aku orang yang cukup mandiri." Kata Chanyeol di akhiri dengan seringaian.

Ia memutuskan untuk bekerja sesuai jalurnya, yakni Sekretaris Pribadi.

"Sekretaris Kim, ini ada beberapa daftar yang harus kau pelajari."

Junmyeon mengerutkan dahinya ketika sekilas tidak menemukan daftar hal mengenai perusahaan. Daftar ini cocok di namakan daftar hal yang disuka dan dibenci oleh Park Chanyeol.

"Tidak ada pekerjaan yang harus di bereskan?" Tanya Junmyeon, ia menatap ruang kerjanya yang tidak seperti kantor biasanya.

Sekretaris Shim pun tersenyum, dengan salah satu tangan dimasukkan ke saku celana. "Aku mengurusi pekerjaan yang bersifat administrasi, keuangan, intinya tentang kantor. Sementara kau, mengurusi hal yang bersifat pribadi."

.

.

Guanlin menatap stres tumpukan file yang ada di meja kerjanya. Setelah membawanya ke dalam ruangan Sehun dan di usir keluar dengan alasan bukan waktu yang tepat.

Sehun masih merenung di meja kerjanya. Terbayang jelas wajah sombong seorang Park Chanyeol yang seperti menghinanya.

Ia yakin ini pasti bagian dari permainan pria bermata besar itu. Harusnya ia sudah mengira seorang Kim Junmyeon dapat menggiurkan banyak lelaki sepertinya.

SIAL

"Aku harus menghubunginya, ini sudah jam makan siang."

.

.

Junmyeon ragu dengan ragam menu masakan yang terhidang. Sementara Chanyeol dengan semangat memintanya segera melahap semuanya.

"Kau tidak suka daging?" Tanya Chanyeol.

INIKAH YANG DINAMAKAN MENGURUS HAL PRIBADI?!

INI LEBIH KE TIDAK ADANYA PRIVASI.

Junmyeon bisa gila jika harus terus menerus bersama dengan Chanyeol untuk urusan di luar pekerjaan.

"Kau rindu pada Sehun?"

Junmyeon takut untuk menjawab. Karena bisa saja Chanyeol kembali menggunakan kekuasaannya untuk hal yang mengusik Sehun.

"Tidak, aku hanya berusaha mengumpulkan nafsu makanku." Akhirnya Junmyeon menjawab dengan ragu.

"Atau mungkin kau memiliki nafsu untuk hal lain?" Mata Chanyeol menatap Junmyeon dengan seduktif, penampakan bibir tebal itu memberikan memori yang kurang baik.

JRENG!

Kenapa pria ini tidak bisa jauh dari hal-hal yang berbau seksual? Di hari pertamanya bekerja saja, sudah beberapa kali ia memergoki Chanyeol menatap bokongnya.

SERAM BUKAN?!

Ponselnya pun bergetar dan ada nama Sehun disana. Ia sangat ingin menjawab, tapi keadaan memaksanya untuk kembali menaruh ponsel itu ke dalam saku jas.

"Sehun meneleponmu?"

Ekspresi itu berubah menjadi garang, ia sepertinya sangat tidak menyukai Sehun.

"Iya Presdir."

"Apa dia tidak bisa membiarkanmu bersama orang lain?!" Tanya Chanyeol dengan nada yang ketus. "Saat ini kau baru menjadi Sekretaris Pribadiku. Bagaimana kalau kau ku jadikan pendamping hidup?! Aku yakin dia akan langsung kejang-kejang."

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang