Drunk

659 80 12
                                    

"Aku tidak ingin melihat anakku sedih dan menderita karena tidak bisa bersama dengan orang yang ia cintai. Percayalah Junmyeon, awal aku menduga dan akhirnya mendengar kabar kalian memiliki hubungan spesial saja, dadaku ini sungguh sesak. Tapi, kemudian aku berpikir bahwa semua pilihan ada di tangan kalian."

.



.

Junmyeon berterima kasih pada Sehun yang sudah mengantarnya sampai di lobi apartemen. Bocah itu harus segera kembali ke rumah ayahnya karena sepertinya ada hal lain yang masih ingin di bahas tanpanya.

"Kabari aku saat kau mau tidur ya." Sehun mengusap rambut Junmyeon dengan lembut.

Junmyeon mengangguk. "Cepatlah kembali, sebelum malam semakin larut."

Sedan itu pun melesat pergi dan Junmyeon memasuki gedung apartemennya. Satu keajaiban yang kembali terjadi. Ketika satu persatu ke khawatirannya terselesaikan dengan baik.

Sesampainya di kamar ia segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Tak lupa ia juga mengirimkan pesan singkat pada Sehun yang isinya sekaligus mengucapkan terima kasih untuk malam penuh kejadian tak terduga baginya.

Tidak ada hal membahagiakan lagi yang ia harapkan selain ini. Mungkin karena ia sekarang hidup sebatang kara dan bekerja hanya untuk mengisi waktunya di usia produktif.

TING TONG!

Suara bel pintu membuat kedua alisnya bertaut, seolah menerka-nerka siapa yang bertamu di malam yang sudah hampir larut ini.

Apa mungkin Sehun?

Jika iya, ia tidak akan merasa masalah karena itu berarti mereka akan merayakan restu dari Tuan Oh.

Di liriknya layar interkom yang justru menampilkan wajah lesu sosok yang amat ingin di hindarinya  ada di depan pintunya.

Apa ia harus membukakan pintunya?

TING TONG TING TONG TING TONG

"Yak! Kim Junmyeon, jika kau tidak membukakan pintu, aku akan menembak kepalaku sekarang."

Junmyeon masih memantaunya dari layar interkom dan mulai panik ketika Chanyeol terlihat mengeluarkan senjata api dari saku jas, lalu di arahkan ke kepala.

YANG BENAR SAJA!

Dengan berat hati Junmyeon membukakan pintu dan langsung di hadiahi senyuman lebar dari Chanyeol.

Bau alkohol menusuk hidungnya dan ia pun berasumsi bahwa pria di hadapannya ini sudah mabuk berat. Lalu, kenapa harus ke apartemennya? Dimana Changmin?

"Hai, Sekretaris Kim." Setelah sapaan itu tiba-tiba saja tubuh tinggi besar Chanyeol ambruk.

Junmyeon yang tidak siap pun jadi jatuh tertimpa Chanyeol.

BERAT

Akhirnya setelah bersusah payah, ia berhasil membawa tubuh besar Chanyeol ke sofa. Mata pria itu setengah terbuka, sehingga Junmyeon terus bertanya-tanya. Apakah Chanyeol ini sedang tidak sadarkan diri atau sebaliknya?

Ia pun segera menghubungi Changmin. Semoga saja pria kaku itu belum tertidur.

.



.

Changmin melirik ponselnya sekilas dan melihat nama Kim Junmyeon tertera disana. Untuk apa pria itu menghubunginya?

"Kau sudah sangat baik dan begitu setia. Aku dan Chanyeol berhutang banyak padamu."

Changmin menatap nanar Baekhyun yang sudah minum bergelas-gelas alkohol. Ia sangat khawatir ketika wanita itu menghubunginya dengan mengatakan hal-hal tidak jelas.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang