Fun

966 112 7
                                    

Junmyeon menerima minuman itu karena Chanyeol memaksanya dan membuatnya merasa tidak enak jika terus menolak. Ia menghabiskan segelas sampanye dan mengambil tasnya. Tapi, beberapa detik kemudian ia merasa mual dan pusing. Pandangannya menjadi kabur, tubuhnya juga terasa lemas.

"Apa yang terjadi?" Ia bertanya dengan menahan pusing itu sekuat tenaga dan akhirnya semua menjadi gelap.

Sesaat kemudian ia merasa dingin, udara yang berhembus rasanya langsung menerpa kulitnya. Ia mencoba untuk membuka mata walau itu berat. Tapi, sesuatu menindihnya. Ia juga merasa sedang di hujani ciuman oleh bibir yang sensual.

Junmyeon tidak bisa melakukan apapun, bahkan untuk menggerakan jari-jarinya pun sulit. Ia hanya bisa mengaduh ketika bagian sensitifnya terus di singgung.

Tak lama matanya pun menangkap sosok di balik ciuman itu, Park Chanyeol.

"It's gonna be fun, babe. You're mine now!"  Bisikkan itu membuat Junmyeon kegelian.

Ia sebisa mungkin meronta, tapi terasa sia-sia karena tubuh kekar Chanyeol jauh lebih besar darinya. Junmyeon menjatuhkan air matanya, karena pasrah tidak bisa melakukan apapun.

Tangan Chanyeol menjelajahi tubuhnya dengan gerilya, bahkan sampai membuat Junmyeon terus mengeluarkan erangan karena geli.

"Dasar Bajingan!" Suara itu amat familiar di telinga Junmyeon.

Samar ia melihat Sehun menarik tubuh Chanyeol dan menghajarnya.

.

.

Sehun tidak bisa menahan amarahnya ketika melihat Chanyeol menindih Junmyeon. Tangannya terus menghujani pria itu dengan pukulan keras, sampai akhirnya Chanyeol berusaha bangkit berdiri dan tersandar pada dinding.

"Jadi ternyata dia sangat berharga untukmu ya." Chanyeol menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. Ia masih melihat api di kedua mata Sehun yang berkobar.

"Kalau kau punya masalah denganku, jangan libatkan sekretarisku! Dasar brengsek!" Sehun tak tega melihat Junmyeon yang terbaring lemas dan nyaris di perkosa oleh cecunguk itu.

Chanyeol mengendikkan bahunya. "Ini tentu bukan salahku. Bukan kah kau yang mengirimkannya untukku? Padahal aku baru saja ingin memujimu, karena kau telah mengirimkan orang dengan bibir cherry sepertinya. Kau tau, rasanya manis sekali."

Kali ini Sehun tidak menahan dirinya, ia kembali melayangkan tinjunya dan Chanyeol pun membalasnya.

Sehun yang di kuasai emosi pun mendorong tubuh Chanyeol kembali ke dinding. Ia rasa tidak ada gunanya memukul pria itu habis-habisan. Hal itu hanya akan mengotori tangan dan nama baiknya.

Sehun bisa menyewa pembunuh bayaran untuk mewakilinya.

"Jika kau berani menyentuhnya lagi, aku pastikan kau akan mati!" Sehun menunjuk wajah Chanyeol yang tak terdapat penyesalan sama sekali.

Chanyeol hanya tersenyum ketika melihat Sehun menggendong tubuh mangsanya keluar dari kamar mewah itu.

Di tutupinya tubuh Junmyeon yang setengah telanjang dengan selimut tipis milik ranjang tadi.

Samar Junmyeon merasa dirinya sedang bermimpi. Melihat wajah Sehun dengan posisi seperti ini.

.

.

Pagi hari, Junmyeon memegangi kepalanya yang sakit saat bangun tidur. Ia kini berada di kamarnya, matanya sempat mengerjap beberapa kali ketika berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya kemarin.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang