"Heh, lo ngapain, sih? Malah sibuk sendiri lagi! Lo udah gue kasih kesempatan malah gak tau diri, ya?" geram makhluk bersumbu pendek. "Bella Lovers! Sikat!"
Barangkali sejak awal sekawanan anjing gila itu tidak pernah berniat untuk melepas Aya. Pasalnya detik ini mereka tengah berusaha melepas setiap jemari Yash hingga menarik kasar Aya, membuat tubuhnya terpelanting guna menjadikan Aya sebagai sandra.
"Lepasin kita gak? Dasar, pengecut! Beraninya keroyokan!" pekik Aya, berusaha keras melepaskan diri dari kedua pemuda yang menggenggam erat lengannya.
"Diem, deh lo! Lo mau kita pukul juga?" ancam pemuda di sampingnya.
Baru sepersekian detik Yash lengah, kini ia sudah disambut oleh kepalan bogem mentah yang mendarat tepat di pelipisnya. Walau sesekali ia berhasil membalas tinjuan serupa. Namun, dikepung oleh lima orang sekaligus tanpa memiliki teknik beladiri kiranya agak mustahil bagi Yash. Sejak awal pertarungan ini tidak seimbang, Yash kalah jumlah.
"Tutup mata lo, Ay!" bahkan ditengah kekacauan hidupnya, Yash masih teringat dengan Aya, enggan membuat ingatan buruk bagi gadis yang masih meronta-ronta di sana.
Beberapa luka dari pukulan mulai merias wajah, mengundang lebam dan cairan amis yang harus Yash nikmati sendiri. Kiranya Bella Lovers terlalu iri sehingga target utama mereka adalah wajah tampan Yash. Walau Yash telah berhasil merobohkan empat orang di sana. Namun, masih ada lima orang lainnya yang siap menunggu giliran mereka.
"TOLONG! TO..." jerit itu segera berhenti sebab mulut Aya ditutup rapat-rapat.
Danau di pelupuk mata yang semula dibendung, kini sudah tidak dapat ditampung. Bulir bening yang sedari tadi ditahan, kini jatuh hingga menciptakan anak sungai, bermuara di dagu dan terjun bebas ke bumi untuk meminta bantuan.
Kini deru napas Yash semakin memberat seraya mengisyaratkan tenaga yang habis terkuras. Sudut bibir terluka, pelipis pun robek hingga menciptakan sungai merah yang mengalir di wajah, membuat Aya histeris manakala melihat wajah Yash penuh luka. Andai hari ini mereka tidak melewati jalan tikus dan memilih memutar.
"Orang kaya lo emang mesti dikasih pelajaran!" ujar Agung, mendaratkan tendangan pada perut Yash hingga membuatnya tumbang.
"Mampus lo! Makanya jadi orang jangan sok kegantengan!"
Sudah jatuh bersimpah darah. Namun, orang-orang gila ini masih belum puas melepas dahaga. Bahkan menginjak tubuh itu dengan kasar seperti permen karet pengganggu di sepatu tak jua membuat hasrat membunuh mereka padam. Sungguh. Yash tengah berada pada titik paling krusial. Lelah yang menggerogoti raga membuatnya tak sanggup untuk tetap tegak dari tempatnya.
Di tengah kekacauan yang semakin rumit, tiba-tiba Aya kehilangan kekuatan otot-ototnya. Kedua tungkai terasa lemas disertai penglihatan ganda. Aya berusaha sekuat tenaga untuk menopang tubuh dan tetap terjaga. Namun, serangan cataplexy yang menerpa tubuh mungilnya terlalu kuat hingga membuat Aya tersungkur.
"Yash.. Yash..." Aya meracau dengan desibel paling rendah, tidak mampu lagi memfungsikan mulut dengan benar.
Cataplexy adalah melemahnya otot- otot secara tiba-tiba yang ditandai dengan tungkai terasa lemas, penglihatan ganda, kepala lunglai dan rahang turun, serta bicara cadel. Dalam kasus Narcolepsy yang diderita Aya, Narcolepsy Aya tidak disertakan dengan cataplexy, yaitu keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak atau paralysis akibat kehilangan otot yang bersifat semetara tapi tidak disertai hilangnya kesadaran.
Namun, para penderita Narcolepsy tetap akan mengalami gejala cataplexy setidaknya sekali dalam setahun. Hal ini dapat dipicu karena penderita merasakan emosi yang terlalu kuat, baik emosi positif atau pun negatif. Misalnya; terlalu senang, tertawa terbahak-bahak, terlalu sedih, sangat kecewa, atau marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGLANTINE [T.A.M.A.T]
Teen FictionEGLANTINE tidak menjanjikan prolog yang indah, tidak pula mengiming-imingi epilog yang mendebarkan. Karena EGLANTINE hanya mengisahkan sebuah perjalanan yang tidak mengenal usai. *・゚゚・*:.。..。.:*゚:*:✼✿◌✾◌✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・* Apa jadinya bila seorang g...