Ell hanya dapat menyaksikan tubuh Aya yang lemah tengah menerima pertolongan pertama sebelum akhirnya diangkut ke dalam ambulance oleh tenaga medis, terpaku memandangi wajah yang pucat di atas brankar. Sindy yang memohon dengan tersedu-sedu lalu diizinkan ikut untuk menemani Aya menuju Rumah Sakit Brawijaya guna mendapat pertolongan terbaik.
Kini hujan deras mulai mengguyur tubuh, menghujani jiwa yang rapuh dengan ribuan panah rasa bersalah untuk kesekian kalinya. Barangkali hujan tidak pernah berbaik hati pada Ell, selalu memberi hadiah terpahit ke dalam hidup di setiap eksistensinya. Alih-alih tenggelam dalam nerstapa, nurani justru menegaskan bahwa sekarang bukan saatnya terpuruk ketika Cahaya hidupnya tengah berjuang di antara hidup dan redup.
"Pak, bisa antar saya ke Rumah Sakit Brawijaya?" tanya Ell, intonasinya begitu memburu.
"Maaf dek, hujannya masih deras begini. Bapak juga lupa gak bawa jas hujan." pegawai ojek hijau itu menolak secara lembut.
"Tolong saya, pak! Saya akan bayar tiga kali lipat kalau bapak mau anter saya!" baru kali ini Ell memohon dengan sungguh-sungguh kepada orang lain.
Bapak yang kulitnya sudah mulai mengendur lantas menatap iba. Sorot mata Ell nampak begitu putus asa. Entah mengapa Ell justru mengingatkan pria setengah abad itu dengan sang putra, membuatnya berubah pikiran dan segera mengantarkan penumpang. Sesampainya di tempat tujuan, Ell hanya diantar sampai ke pelataran, membiarkan tiga lembar uang seratus ribuan masuk ke kantung pria itu.
"Yash?" panggil seseorang yang baru saja memarkirkan motornya.
Yang dipanggil otomatis berlari ke arah sumber suara lalu berseru "Radi! Aya, Rad!" terlalu gelisah hingga tak mampu memilih kosa kata yang pantas Ell utarakan.
"Iya, gue udah tau!" balas Radi, mengingat Sindy sudah menghubunginya untuk segera ke mari. "Sekarang lo tenang dan kita ke sana, oke?"
Radi yang sama kuyubnya pun pergi bersama Ell menuju ruang IGD di sisi kiri. Di sana sudah ada Sindy dengan segala kecemasan yang membabi buta, menegak dan menunggu di ambang pintu, membuat langkah Ell dan Radi semakin memburu hingga menciptakan gema yang terpantul akibat langkah sepatu.
"Sin!" panggil Radi.
Gadis bersurai sebahu itu sontak menatap arah ke sumber suara, mendapati dalang dari semua peristiwa malam ini. "Lo gimana, sih? Gue kan, udah bilang jaga Aya baik-baik, brengsek!" pekik Sindy seraya mendorong tubuh Ell. "Sekarang gimana? Lo bisa tanggung jawab, huh?" pertanyaan retoris itu kembali dilontarkan bersama kedua tangannya yang tiada henti mendorong Ell hingga ke sudut dinding.
"Udah! Udah, Sin! Lo tenang dulu! Jangan teriak-teriak!" pinta Radi dengan nada paling lembut, menarik gadis itu agar sudi memberi jarak dengan Ell.
"Tenang gimana, sih? Aya ketabrak mobil dan masuk rumah sakit gara-gara dia! Gue gak pernah liat Aya berdarah sebanyak itu, Radi!" amarah Sindy kini mulai melebur menjadi bulir bening, menangis sejadi-jadinya di hadapan Radi.
"Iya, gue ngerti. Tapi, sekarang Aya, kan udah ditangani dokter. Kita doain aja semoga Aya baik-baik aja." tutur Radi, merengkuh gadis yang menangis dalam peluknya.
Jujur. Batin Radi sebenanrnya tidak setenang itu. Namun, ia tahu bahwa menghadapi situasi mencekam dengan kepanikan hanya akan menambah kegelisahan yang tidak berkesudahan. Sementara itu dari arah depan terdengar sayup-sayup langkah kaki yang memburu, menghadirkan Arjuna dan ibu Salma datang menghampiri mereka. Tanpa ada-aba, Arjuna langsung mendaratkan bogem mentah pada permukaan pipi Ell, pemuda yang sejak tadi tidak menunjukan ekspresi apa pun. Bahkan ketika Arjuna memukulnya bertubi-tubi, Ell tetap bungkam tanpa menunjukan tanda-tanda perlawanan.
"Lo apain adik gue, huh?" geram Juna, takut kecelakaan itu kembali merenggut nyawa keluarganya. Kendati tubuh Ell telah tersungkur di lantai, Arjuna urung melepaskan cengkraman dan mengabaikan cairan merah segar yang keluar dari sudut bibir Ell.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGLANTINE [T.A.M.A.T]
Dla nastolatkówEGLANTINE tidak menjanjikan prolog yang indah, tidak pula mengiming-imingi epilog yang mendebarkan. Karena EGLANTINE hanya mengisahkan sebuah perjalanan yang tidak mengenal usai. *・゚゚・*:.。..。.:*゚:*:✼✿◌✾◌✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・* Apa jadinya bila seorang g...