Chenle dan Jeno saat ini berada di ruangan Game milik keluarga zhong.
"Lo merasa aneh gak?" Zhong chenle memberi pertanyaan kepada Jeno.
Jeno memainkan playstation itu mempause kegiatannya.
"Apa?" Jeno menoleh.
"Lo bisa jadi tetangga gue, gak merasa aneh?"
"Kagak lah, ngapain? Tetanggan doang."
"Lo pura-pura bodoh ya?"
Jeno terdiam dia sudah merasakan chenle akan menanyainya yang tidak-tidak.
"To the poin aja bro, gue gak paham." Jeno menghilangkan groginya dengan melanjutkan game racing.
"Lo gak sadar? Perumahan di tempat kita elite.. Gak sembarabgan orang bisa masuk bahkan tinggal, Gue baru tau kalau lo dari keluarga kaya. Wajah lo asing banget"
"Kata mamah lo, lo habis balik dari singapore. Pernah sakit ya?""Hmm."
"Hmm?"
"Disini cuma orang berpengaruh yang bisa tinggal di perumahan ini, bahkan cuma ada sepuluh rumah.""Bisa di hitung pake jari nih." Chenle menunjukkan jarinya ke Jeno.
"Lo minta gue jawab apa lagi?"
"Beneran bodoh kayaknya." Chenle turun dari game mobilnya dan mulai duduk di Sebelah Jeno.
"Seberapa pengaruh keluarga lo?"
Jeno menoleh menatap Chenle mencoba membaca fikirannya.
•••
Ting nong... Ting nong...
Nara selesai Mandi turun dari kamarnya menuju pintu, tidak mungkin jika itu Kak Jaehyun karna Ia baru saja keluar, buat apa dia memencet Bell bahkan Nara juga tidak sedang belanja Online masa iya kurir?
"Iya!! Bentar!"
Ceklek~
Brakk!
Nara menutup pintunya cepat,
"Mau apa?" katanya dari bilik pintu."Gue kesini disuruh kakak lo, buka pintunya."
Sebenarnya Doyoung tidak memberi tahu Jaehyun apalagi izin kepada Jaehyun, jika izin bisa-bisa Jaehyun akan bertengkar dengan Doyoung. Ini semua memang inisiatif Doyoung,
Ia memegang gagang pintu, akhirnya Nara membukakan. Keadaannya cukup canggung."Dimana kamar kakak lo?"
"Di atas, gue anter."
Nara naik menuju kamar Jaehyun diikuti Doyoung di belakangnya.
"Lama banget gue gak main kesini."
Nara diam tidak merespon ataupun menjawab, dia membukakan pintu kamar Kakaknya.
Doyoung masuk dan mengambil asal barang di kamar temannya speaker Jaehyun lalu keluar menghadap Nara.
"Lama gak jumpa, Nara."
"Udah gedhe aja dulu se gini." Doyoung menunjukkan lengannya mengisyaratkan tinggi Nara dahulu."Sekarang Se-Leher hahaha." kekek Doyoung.
Tetap diam Nara hanya tersenyum kecil sangat tipis, dia tidak ingin merespon apapun.
"Hmmm kayanya gue ngomong sama batu nih, dimana ya Nara." Doyoung mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.
Nara akhirnya tertawa, "Disini kak."
"Nah ini Nara!" Doyoung mengusap rambut Nara.
Nara memundurkan sedikit langkahnya, Doyoung sadar Ia memiliki banyak kesalahan yang harus di tebus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different - Lee Jeno ✔|| END
Fanfiction"Aku percaya Tuhan akan mempersiapkan skenario terbaik untukmu dan aku." "Jung Nara.. Kamu masih ingat aku kan?"-Lee Jeno (END) ⚠100%Fiksi (Bijak membaca sayang"ku ^^) Jangan lupa tap vote [Membuat sebuah alur tidak semudah tap* vote] Different ©So...