13 ; Arwah jembatan?

133 32 6
                                    

Aku nyari uang tapi nggak ada di laci. Hmm gimana coba.

"Kakak suka nyimpen uang di kaos kaki."

"Ih jijik, kok gitu sih kak."

"Biar ga ada maling."

Tiba tiba Nara ter-ingat, iya kaos kaki.

Demi makan.. Demi makan...

Nara saat ini ngubek-ngubek lemari sepatu Kak Jaehyun, nggak mungkin juga dia taruh uangnya di kaoskaki baru. Semua ini demi.. Makan.

"Huekk.."
"Baunnya ih.."

Sumpah demi apapun kak Jaehyun joroknya gak ketulungan. Bener aja kamarnya rapi tapi buat satu ini No..no..no..

"Kan ketemu."

Endus..endus..

"Hueekk..huek.." Bodohnya Nara mencium uang bekas kaos kaki.

Nara menatap uang yang ada di ujung pegangan tangannya, "Kenapa adikmu ini nasibnya naas." dengan senyum meremehkan.

Nara keluar rumah, sudah cukup rintangan ambil uang, sekarang harus lewat gang sepi jadi keinget kalau Nara lihat setan dan Beomgyu nolong. Duh.. Sebel kalau inget mukanya.

Takut? Jelas lah, siapa yang nggak takut mau keluar rumah lewat gang gelap?

Nara berjalan pelan, matanya tak berhenti siaga melirik depan dan belakang rasanya leher akan putus.

"Krakk."

"Aaaaaa....... KAKAKAKKKKK!!!!! SETAN!!"Nara lari terbirit-birit hingga keluar gang.

"Huhhh!! Fiuhh.. Hooshhh" Nafas Nara terengah-engah, dia rasa tadi bukan setan tapi Nara menginjak ranting pohon.

"Beomgyu?" mata Nara menyipit

!!

Nara merunduk di samping tong sampah.

"Sial ngapain ketemu dia sih!"Nara memukul kepalanya.

"Nara!"

!!

"Loh? Kok???"

"Ngapain kamu malam-malam di sini?"

"E...enggak kenapa sih"
"Oh bapak juga ngapain di sini?"

"Jalan aja trus lihat kamu."

Nara mengangguk-angguk.

"Krucukk..krucukk.. Krrr"

Segera Nara menutupi perutnya, dan tersenyum kikuk.

"Kamu lapar? Ayo makan Bapak traktir."

"Ndak usah Pak, Saya juga mau pulang."

"Sudah ayo." berjalan mendahului Nara.

Jadi aku ketemu Pak Hendry gaes, masih rapi kayanya pulang dari acara apa gitu.

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang