34; Jadian

83 21 36
                                    

Jeno menatap Nara, sebaliknya Ia juga begitu keadaan menjadi canggung setelah Jung Jaehyun menutup pintu.

"Ih kak Jaehyun omongannya ngelantur, yakali Jeno bakal aneh-aneh nggak kan?" Nara bertanya balik kepada Lee Jeno.

"Hmm gak tau takutnya nanti Jeno khilaf." Jawaban tak terduga membuat Nara hingga melotot.

"Astaga Jeno!" Nara mengambil bantal mini dan melemparkan ke arah Jeno, tepat sasaran mengenai muka pemilik marga Lee.

"Eh..eh...eh.. Nanti Nasi Gorengnya jatuh!!"

"Biarin!" Nara mendengus kesal Ia duduk bersila di atas kasur di depannya ada meja belajar lipat dan beberapa tumpukan buku.

"Aku harus belajar.. Huhh hal yang membosankan." Nara mulai membuka buku tebal miliknya tampak seperti buku sejarah.
"Oh iya, Kamu cocok pakai baju tidurnya Kak Jaehyun, Lucu."

"Lucuan juga Kamu."
Jeno berjalan mendekati Nara dan duduk di samping Nara "Nara belajar aja nanti Jeno suapin Nara."

Nara mengangguk pelan "heem."

"Jeno hari ini tidur di rumah Nara."

"Eh? Gak pulang?" Nara membuka mulutnya, Jeno menyuapi Nara satu sendokan yang cukup besar untuk mulut Nara yang kecil.

"Ngusir nih?" Jeno berdiri.

"Ih bukan Nara kan tanya.."
"Uhuukk..uhukk." Cepat-cepat Jeno memberikan minum kepada Nara.

"Iya."
"Hati-hati Nara! Kann..."
"Kak Jaehyun minta Jeno buat jaga Nara."

Mereka berdua duduk di atas kasur dengan keadaan Jung Nara membaca dan menjawab beberapa latihan soal dan Lee Jeno menyuapi Nara hingga selesai.

"Oke udah nih.." Jeno mulai berdiri hendak mengembalikan piring ke dapur, wastafle.

"Makasih Jeno gantenggg." Kata Nara sambil melebarkan senyumannya.

"Hilihh emang Aku ganteng, baru nyadar?"Berjalan membuka pintu.

"Jeno gak makan?"

"Udah tadi sama Kak Jaehyun." Nara Mengangguk-angguk, Jeno pergi menutup pintu ditinggalkannya Jung Nara sendirian di kamar.

Lee Jeno turun Kebawah, Ia menuju wastafle dan mulai mencuci piring termasuk beberapa gelas dan piring kotor.

"Pasti mereka saling mengandalkan satu sama lain." kata Jeno sembari mencuci piring, ternyata Handphone Jeno bergetar.

"Mamah.."
"Halo mah?"

"Jeno udah jam tujuh malam Kamu gak pulang nak??" didengarnya dari sebrang suara Mama Lee Jeno tampak khawatir.

Astaga Aku lupa kabarin orang rumah.

"Yaampun Ma, Jeno minta maaf lupa kabarin Mama."Kata Jeno menghentikan aktifitas mencucinya mematikan keran di depannya.
"Jeno nginep di rumah teman Jeno." timpalnya.

"Oh ya? Kamu sekarang sudah punya teman selain dari keluarga Zhong dan Park ya."
"Baguss, Mama suka."

"Haha." Tawanya kecil.
"Mamah bisa aja, ya kan Jeno bosen mainnya sama Chenle dan Jisung aja."
"Oh ya Ma, kalau seandainya Jeno punya pacar bagaimana?"

"Loh kok tanya Mama? Kan kamu yang mau punya pacar bukan Mama.." didengarnya suara tertawa nyaring.

"Hahaha iya juga Ma, kan Mama udah punya Papa."
"Papa udah pulang?"

"Hari ini gak pulang."
"Perjalanan bisnis lagi ke luar, Mama sendirian dirumah."

"Huftt.. Kerja kerja kerja tipes."

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang