32; Aku ingat

80 23 21
                                    

Sudah beberapa hari Nara tidak bertemu Jeno ataupun mengunjungi tempat berjualan tante Lian.

"Nara pulang nanti gue anter ya?"

"Boleh."

Beomgyu menawariku pulang bersama, hingga saat bel pulang tiba.

"Nar lo tunggu di parkiran ya, gue nyusul." Beomgyu bergegas entah kemana nampaknya hal yang darurat.

Somi hari ini tidak masuk sekolah, dirinya izin pulang ke kampung halaman, padahal libur sekolah di mulai besok lalu di lanjut dengan Ujian Nasional.

Somi

|Nara!!!
|ayang beb
|Yuhuuu

Iya apa?|

|idih cuek bener lo

Iya Somi cantikkk|
Tuan putri kenapa?|

|Aku besok ga sekolah
|Pulang ke rumah mama
|Izinin ya, buatin surat palsu

Idihh idiihhh|
Mana bisa begitu|
Iya|

Meski seperti ini, Nara meng-iyakan permintaan Somi kemarin, katanya takut tiket kereta akan mahal jika libur sekolah.

Nara menunggu Beomgyu lebih dari 15 menit, lama juga batinnya,

"Ehh ada si miskinn." Yena
"Idih miskin mau ngapain disini." lanjutnya.

"Ups lupa, si miskin masih amnesia."

Yena mendekati Nara, memegang rambutnya.

"Kalau bukan karena pemilik sekolah gue gak bakal tinggal diam sama Lo."
"Udik!" Yena menonyor kepala Nara.

"K-kepala sekolah?"

"Ohhh Lu lupa?"
"Udah lama Gue gak ajak main Lo, depressi Gue gak bully Lo."

"Apa sih!" Nara risih Yena memegangi rambut Nara sesekali menjambaknya kecil.

Yena menceritakan saat terakhir kali Ia mencegat Nara di lorong kelas, dan di dapati oleh Pak Gooreum. Ternyata Yena di ancam jika membully lagi akan di keluarkan atau di pindahlan di sekolah terpencil sesuai kebijakan sekolah.

"Bagus dong." Kata Nara
"Dengan begitu Lo sadar dan gak semena-mena!"

"Bukan berarti Gue bisa bertenti gitu aja, bego." Yena menarik Nara.

"Lepasin!!!"
"Yena Lepasin tangan Gue gak!?!? Sakit!" Nara memegangi pergelangan tangannya terasa ngilu karena cengkraman tangan Yena.

"Masuk!" Yena mendorong Nara di gudang dekat parkiran.

"NARA!" Seseorang memanggil nama Nara dari kejauhan, Sangat jauh bahkan Nara tidak mengenali wajahnya karena jarak namun, Ia tak asing dengan pemilik suaranya.

"Sial!" Yena berlari meninggalkan Nara.

"Astaga Lo gapapa? Itu tadi siapa narik-narik tangan Lo??"

"Yena."

"Kebiasaan ya si Yena gak berhenti-hentinya bully lo."

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang