28; kumpul partner Geng

73 24 6
                                    

Kali ini Kantin Ramai,

"Weh kayanya banyak orang kelaperan hari ini." kata jisung

Geng pemimpin bangsa

Jangan lupa kita kumpul kaya biasanya
Read 4

"Nah itu anaknya dateng" Jisung melambaikan tangannya, pertanda dia memanggil.

"Sorry telat, gua disuruh guru buat ngumpulin buku."

"Santay."

Tampak dari kejauhan melihat Renjun duduk sendiri sedangkan yang lain bergerombol.

"Renjwinnnn eh salah RENJUN!"

Bukan hanya Renjun tapi semua orang yang di kantin menyorot Nara.

Renjun hanya senyum dan kembali makan.

"Kenapa dia?" -Chenle

"wait guys."

Nara berjalan melewati pembatas kelas atas dan menengah menuju meja renjun

'Tuktuk'

Nara mengetuk meja yang di tempati Renjun.

"Boleh duduk?"

"Hm."

Melihat makanan di piring sangat berbeda dengan kelas atas

"Kenapa sekolah membedakan kasta"

Nara tertegun karna dia juga berfikir seperti itu,

"Eh?"

"Kamu nggak liat? Dari makanan fasilitas kita beda."

Renjun yang di temui kemarin sama hari ini di sekolah sangat berbeda, kenapa? - Fikir Nara

"Renjun gabung-"

"Gausah."

"Kam-"

"Pergi"

'Kenapa berbeda sekali sikapnya.'

"Njun..."

"Lo budek?"

"Renjun kasar."
Sadar atas kalimatnya dia segera meminta maaf,

"Itu Nara kenapa gak balik-balik dah."

Chenle menggigit nugget ayam sambil melihat pergerakan apa.

"Plis gua pengen punya alat buat ngezoom orang."

"He? Ga salah denger gue?" -somi

"Minta bapak lo sono, ngadi-ngadi lo."

"Gua kepo anjirt."
"Mereka ngomong apaan."

"Samperin kuy?"

"Kuylah."

"Weh lama bener, pacaran apa gimana nih?"

"Nggak tau ini renjun lagi sensi."

Renjun menatap Nara tajam.

"Buzet broo kalem dongg, sini cerita kenapa?"

Akhirnya tambah tiga orang duduk di meja Renjun, mejanya berbeda hanya kayu kotak memanjang, bukan bulat yang bisa di gulir.

"Asik juga duduk gini ya, skatnya dikit." -Somi

"Tapi sempit, JISUNG LO NGINJEK SEPATU CHANNEL GUA!" Chenle menaikan Nadanya, sejrang bergantian sorot mata tertuju pada chenle

Chenle berdiri "Tenang rakyatku, tenang. Kalian boleh makan lagi kok."

"Huuuuu~"Kantin kelas menyoraki Chenle atas Ke-PDan tanpa batasnya itu.

"Utang gua banyak."
Kalimat yang di ungkapkan.

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang