33; Hujan

91 20 7
                                    

Di kamar Lee Jeno membuang Jacket denimnya asal, menjatuhkan badannya di kasur berukuran kingsize hanya untuk dirinya seorang.

Nara... Dia mengingatku, ahh senang sekali. T-tetapi apa memang dia selalu menggunakan bahasa baku? Selama Aku mengenalnya Ia jarang sekali melontarkan bahasa masa kini.

Aku harus terbiasa, Masa pacarku sopan Akunya nggak sih?

Eh calon pacar dan isteri deng

Sangat sedih melihatnya sakit dan selalu merintih merasa bosan, namun ekspresinya sangat lucu.. Aku gemas.

Jeno berfikir random tentang Nara, bagaimana ini dan bagaimana itu..

Tok.. Tok..tok..

"Iya masuk." Kata Lee Jeno.

"Jeno."

"Eh Papa.."
"Papa udah pulang kantor?"

"Belom."

"Loh?"

"Kalau Papa berdiri di depan Kamu apa namanya gak pulang?" Lee Gooreum menyilangkan kedua tangannya di hadapan Jeno.

"Hehe.." Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bodoh dengan pertanyaannya sendiri.

"Oh iya, Papa kenapa ke kamar Jeno?"
"Papah bisa telefon toh ada telfon di kamar, Jeno bisa samperin ke ruangan Papa.." kata Jeno.

"Gak perlu.." mengelus rambut anak laki-lakinya tersebut.
"Haduhh anak Papah ganteng sekali, pasti banyak yang suka."

"Gak ada kok Pah, gimana ada yang suka Jeno kan HomeSchooling gak ada muridnya."

"Jeno lagi suka sama cewe?"
"Atau Jeno udah ada pacar?"

Menggeleng, "gak ada Pah, tapi Jeno lagi suka seseorang."

Papahnya tersenyum, pertanyaanya tepat sasaran. Ia memang ingin memancing anaknya untuk memberikan informasi topik ini.

"Oh iya? Bagus dong..."
"Namanya siapa?"

"Rahasia dong Pah.." Jeno senyum-senyum sendiri.

"Papah nih Kepo mulu." Jeno duduk di kursi belajarnya membuka lembaran kertas hendak belajar.

"Hmm.."
"Papah cuman mau ingetin Jeno ya."

"Jangan sampai Kamu salah pilih wanita, harus tau bebet bobotnya."

"Memang Zaman sekarang harus banget ya? Kalau seandainya Jeno cinta sama cewek itu dengan tulus dan sebaliknya apa gak bisa?"

"Percuma dengan cinta, hati seseorang berubah-ubah sayang. Kamu bisa saja terbodohi" Lee Gooreum mengelus pundak anaknya.

"Papa harap kamu gak kecewain Papah." Mencengkram sedikit lebih erat.

Jeno sadar dirinya pintar membaca situasi, Ia rasa Papahnya tau dan tidak suka.

"Iya papa, tenang aja."
"Lagian kita gak pacaran kok pa masih temenan."

"Bagus.." Lee Gooreum keluar dari kamar Jeno.

Jeno terdiam "Apa Papa sudah tau tentang Jung Nara?" tanyanya pada diri sendiri.

***

"Apa bisa kaya gitu Le?" Jeno bertanya kepada Chenle, Dirinya duduk di ruangan komputer milik keluarga Zhong tampak seperti Gudang pengembangan teknologi.

Karena Jeno memiliki tetangga yang dekat dengannya hanya dari keluarga Zhong, mau kemana lagi Ia bercerita? Jisung? Ia tidak begitu akrab dan hanya sekedar kenal saja. Meski sedikit songong Jeno tidak masalah

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang