Part 02

658 72 5
                                    

Hana duduk disebuah kursi taman membaca sebuah novel seraya menikmati angin yang berhembus melewatinya. Memberi kesan menyejukkan pada tubuhnya.

Gadis itu sama sekali tak sadar jika ada seorang pria yang terus memperhatikannya dan mengamati aktifitasnya dari kejauhan.

“Kau tak akan bisa mendapatkannya Jeon!.”

Jungkook dengan cepat menoleh kearah sumber suara yang mengambil tempat duduk dihadapannya. Menatapnya dengan penuh tanya. “Kenapa kau bisa mengatakan itu Hyung?.”

Taehyung menatap kearah seorang gadis yang sedari tadi Jungkook pandang. Lalu beralih menatap Jungkook. “Gadis itu sangat pendiam! Kau lihat kan dia selalu sendirian? Kurasa dia anak indigo. Walaupun kuakui dia sangat cantik!.”

“Yak! Itu hanya dalam imajinasimu Hyung! Tapi kau benar dia---cantik.”

“Jika kau bisa menidurinya dalam semalam. Aku akan memberikan mobilku!.” Ucap Jimin entah darimana datangnya pria itu.

Taehyung dan Jungkook menoleh kearah Jimin. “Jika kau bisa sih!.” Tambahnya. Menampilkan senyum tipis. Menantang Jungkook lewat kalimat yang ia lontarkan.

Jungkook juga bukanlah seorang pria yang suka diremehkan. Bukankah para wanita dengan mudahnya bertekuk lutut padanya? Jungkook tersenyum menampilkan seringaian. “Tentu saja! Aku terima tantanganmu Hyung!.”

Tentu saja Jungkook semakin merasa tertantang untuk mendapatkan seorang gadis yang dilihatnya. Tak ada seorang pun yang berani menolaknya. Bukankah pesona Jeon Jungkook sekuat itu? Pria ini sangat percaya diri.

Kurasa aku akan bersenang-senang.

🍉🍉

Jungkook melangkahkan tungkainya memasuki sebuah perpustakaan yang tentu saja tak pernah ia masuki. Melihat buku-buku tebal yang terpajang disebuah rak saja sudah membuatnya mengantuk. Untuk pertama kalinya ia pun memasuki perpustakaan itu. Mengikuti seorang gadis yang diincarnya.

Netranya menyapu seluruh ruang perpustakaan. hingga ia pun akhirnya menemukan presensi seorang gadis yang dicarinya.

Hana duduk disebuah kursi. Menaruh bukunya diatas meja. Dan membacanya dengan tenang. Lembar demi lembar pun ia buka.

“Annyeong.” Ucap Jungkook menayapa gadis itu.

Namun Hana masih mengabaikan ucapan pria itu.

Selama ia berada dikampus ia tau betul tak ada seorang pun yang akan menyapanya. Apalagi diperpustakaan. Bukankah ia tak memiliki teman? Hana pun lebih memilih mengabaikan suara itu. Barangkali seseorang itu bukan menyapanya kan? Perpustakaan hari ini bahkan terlihat ramai. Padahal biasanya terasa sepi.

“Hei! Aku menyapamu Kim Hana!.”

Hana langsung mendongak menatap seorang pria yang baru saja memanggil namanya. Pria itu pun mengulas senyum tipis padanya menampilkan gigi kelincinya.

“Apa aku boleh duduk disini?.”

Hana pun mengangguk mengiyakan. Lagi pula ia juga tak punya hak untuk melarang orang-orang yang ingin duduk dikursi yang kosong bukan?

Namun sejak saat pria itu duduk seketika Hana merasa risih. Ia seakan merasakan jika pria didepannya ini tengah memperhatikkan gerak-geriknya. Bahkan para wanita sejak tadi terus memperhatikkan mereka. Lebih tepatnya memperhatikkan seorang pria yang duduk didepannya ini.

Jika diingat-ingat lagi bukankah dia Jeon Jungkook? Sih pangeran kampus? Hana akhirnya mengerti kenapa orang-orang kini tengah menatap pria itu. Meski Hana tak begitu tau soal Jeon Jungkook namun ia lebih memilih untuk tak perduli dengan pria itu. Ia lebih memilih fokus dengan dirinya sendiri dibanding harus mengurusi hidup orang lain.

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang