Part 23

388 35 0
                                    

Jungkook tak pernah menyangka jika sepanjang hidupnya ia akan mengalami begitu banyak hal. Serta banyaknya cobaan hidup yang melanda usia mudanya. Dari kedua orangtuanya yang bercerai. Serta sang ibu yang meninggalkannya karena sudah tak bisa bertahan akibat perlakuan kasar sang Ayah.

Kerasnya pendidikan sang Ayah padanya membuat Jungkook menjadi anak yang bebal, kasar, dan keras kepala. Bahkan Jungkook sendiri menyadari. Saat ia beranjak dewasa, sifatnya bahkan tak jauh dari sang Ayah. Pepatah yang mengatakan jika buah tak jatuh jauh dari pohonnya sepertinya memang benar adanya.

Menjalani hidup yang berantakan sebenarnya bukanlah keinginannya. Namun pria Jeon satu ini hanya perlu sebuah pelampiasan dimana ia akan melampiaskan segala seluruh kekesalannya. Serta betapa muaknya ia menjalani hidup ini.

Namun saat kehadiran Hana masuk kedalam hidupnya. Perlahan secercah harapan menghampiri dirinya. memberikan suasana baru dalam hidupnya yang kelam. Jungkook seperti terlepas dalam sebuah bayang gelap dalam dirinya. Hana memberikan cahayanya pada dunianya. Membangun sesuatu yang baru dalam dirinya.

Jungkook bahkan berfikir jika ia akan selalu bahagia bersama seseorang yang dicintainya. Senyuman. Pelukan hangat. Genggaman tangannya. Bahkan saat menghabiskan malam bersama membuat Jungkook berfikir jika Hana tak akan pernah meninggalkannya.

Bahkan saat ini untuk pertama kalinya Jungkook merasa bersyukur dengan adanya Tuhan yang begitu baik memberikannya kesempatan. Memberikannya waktu untuk memperbaiki semuanya. Memperbaiki semua masalah yang dialaminya. Memberikan Hana kesempatan untuk lebih lama bersamanya.

Jungkook tak henti-hentinya menggenggam tangan sang gadis yang masih setia menutup matanya. Hanya hening yang terdengar selain suara monitor denyut jantung yang menghampiri pendengarannya. Sudah dua hari Hana melewati masa operasinya dan sang gadis masih enggan untuk membuka mata barangkali hanya menggerakkan jarinya.

Hana mengalami koma.

Namun Jungkook tetap bersyukur. Setidaknya kekasihnya masih mau berjuang untuk bertahan hidup dan tak meninggalkannya sendirian.

"Kau akan bertahan kan Hana?."

Jungkook mengecup kening Hana. mengusap lembut puncak kepala sang kekasih dengan sayang.

"Kau harus bangun sayang. Ada banyak hal yang harus kita lakukan."

"Kita belum melakukan banyak kencan romantis. Kau tau aku sudah mempelajari banyak hal. Aku banyak belajar dari Taehyung hyung yang mengencani banyak wanita."

"Jadi kau harus bangun dan melihat perubahan dalam diriku."

Jungkook tak henti-hentinya mengajak sang kekasih berbincang. Meski hanya ia yang berbicara. Namun Jungkook yakin Hana pasti mendengarkannya kan?

Selama apapun dan sampai kapanpun Jungkook akan selalu menunggu sang kekasih membuka matanya. Jungkook akan selalu berdoa pada sang Mahakuasa diatas sana. Ia berjanji akan membuat Hana bahagia bersamanya. Melindungi dan menjaga sang kekasih. Bahkan Jungkook akan menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk Hana. Jungkook bersumpah ia tak akan pernah menyakiti perasaan Hana. ia berjanji.

🍉🍉

6 Bulan kemudian.

Dengan pelan Jungkook mengetuk pintu ruangan sang Ayah. Hingga suara didalam sana menyuruhnya untuk masuk.

Jungkook berdiri didepan Tuan Jeon, yang masih fokus menatap dokumen diatas mejanya. "Ayah ada yang ingin aku bicarakan."

Tuan Jeon menghentikan aktifitasnya, mengalihkan pandangannya pada sang Putra. "Akhir-akhir ini kau tenang-tenang saja ya Jungkook, tak membuat masalah ataupun berulah lagi, pasti kau banyak melewati segala hal. Apa kau ingin meminta sesuatu pada Ayah?"

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang