Jungkook mendudukan dirinya diatas sofa. Menengadahkan kepalanya. Menatap langit-langit dinding. Mengingat Hana yang melambaikan tangannya seraya tersenyum membuat Jungkook merasakan debaran aneh pada rongga dadanya. Kenapa ia mendadak menjadi pria manis hanya demi gadis itu? Kenapa ia juga merasa begitu tak terima saat Ayahnya sendiri menghina kekasihnya? Seharusnya ia tak meraskan apapun bukan? Semuanya hanyalah sandiwara. Semuanya hanyalah skenario yang ia buat. Semuanya palsu. Namun kenapa disudut hatinya terasa begitu sesak? Merasa begitu tidak enak. Untuk pertama kalinnya Jungkook merasa gundah.
Taehyung datang ke arahnya. Merangkul bahunya. Membuyarkan semua fikirannya tentang Hana. "Hei! Kau datang Jeon. Sejak kau punya kekasih, kau jadi pria sibuk ya?."
"Bagaimana dengannya? Menurutmu Hana gadis yang seperti apa?."
"Kenapa Hyung? Kau penasaran dengannya?."
Taehyung pun hanya mengedikkan bahunya. "Hanya penasaran! Aku kan sudah bilang jika dia itu sepertinya gadis yang baik! Aku tak pernah melihatnya berkencan dengan siapapun kecuali... ada seseorang yang begitu menginginkannya dulu."
"Siapa Hyung?."
"Park Jimin."
Jungkook tersenyum miring memandang seseorang yang baru saja dibicarakan oleh Taehyung.
"Jadi alasan Hyung mengajakku taruhan? Agar aku menghancurkannya? Begitu?."
"Ingin balas dendam karena dia sudah menolakmu?."
"Tenang saja Hyung dia sudah masuk jebakanku! Aku hanya perlu menidurinya dalam satu malam bukan? Setelah itu aku akan mencampakkannya. Aku penasaran dengan ekspresi wajahnya nanti setelah kuhancurkan."
Jimin tak menampilkan ekspresi apapun. "Kau yakin ingin menghancurkannya? Lupakan saja soal taruhan kita. Aku sudah tak menginginkannya."
Jimin melangkahkan tungkainya. Berdiri dihadapan pria Jeon itu. "Hei! Jeon dengar. Aku tak masalah jika kau memang berniat ingin menyakitinya. Namun aku memperingatkanmu. Jika kau akan menyesal nantinya. Apa kau memang tak memiliki perasaan apapun padanya? Bahkan setelah melewati hari-hari dengannya?."
"Aku yakin kau pasti merasakannya."
Jimin pun akhirnya beranjak meninggalkan keduanya didalam sana.
Taehyung yang tak menanggapi serius ucapan Jimin hanya bisa menggeleng. Menepuk bahu Jungkook disebelahnya. Membuat pria itu sadar. "Jangan dengarkan dia Jeon! Jimin memang seperti itu. Dia agak aneh bukan hari ini?."
Jungkook mengedikkan bahunya. "Lagipula aku tak memiliki perasaan apapun padanya. Kenapa aku harus peduli? Aku tak akan menyesal bukan?."
Jungkook mengecek ponselnya dan mendapati pesan dari Hana. "Hyung aku pamit dulu! Hana sudah menungguku."
Tungkainya melewati lorong kampus. Berjalan menuju sebuah taman. Dari jauh Jungkook bisa melihat Hana yang duduk dikursi taman memejamkan kedua matanya. Menikmati angin sejuk yang berhembus. Helaian rambutnya bergerak indah mengikuti arah angin. Jungkook terpaku pada tempatnya menatap Hana dari sana. Ucapan Jimin masih terngiang-ngiang dikepalanya.
Dan lagi. Ia merasakan debaran jantungnya saat ini. "Aku tak mungkin menyukaimu kan?."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] SORRY.
FanfictionCOMPLATE ✔︎ JJK Story 📖 VERSI REVISI. (M) Mature content. Judul awal "JUST ONE DAY" Alur cerita dirombak, dan akan memiliki ending yang berbeda. Silahkan baca ulang ya. Demi sebuah taruhan yang dibuat oleh teman-temannya. Jungkook rela mendekati se...