Jungkook menatap pintu ruangan dimana Hana tengah ditangani dokter saat ini. Pria itu mengepalkan tangannya dibawah sana. Menatap tak percaya apa yang dilihatnya.
Untuk pertama kalinya Jungkook melihat Hana yang tak begitu berdayanya saat dihadapannya. Membuat Jungkook merutuki dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya yang tak bisa menahan emosinya dan bahkan menyakiti kekasihnya sendiri.Jungkook memukul kuat tembok didepannya. Sampai membuat tangannya memar menampilkan bercak darah. Rasa sakit yang ia rasakan bahkan tak berefek padanya saat ini. Jungkook tak henti-hentinya memikirkan Hana didalam sana. Yang sedang berjuang melawan rasa sakitnya.
“Hana maafkan aku!.”
“Kau harus bertahan Hana. Tolong beri aku kesempatan.”
Jungkook terduduk lemah. Mengacak surainya dengan kasar. Cairan bening lolos dari pelupuk matanya. Kedua kalinya Jungkook menangisi seseorang yang disayanginya. Pertama sang ibu yang meninggalkannya dan sekarang Hana yang terbaring lemah didalam sana tengah memperjuangkan hidupnya.
Jungkook tak henti-hentinya merafalkan doa berharap Hana segera baik-baik saja. Berharap Tuhan mengabulkan keinginannya.
"Kau harus bertahan Hana."
🍉🍉
Selama dua jam Jungkook masih setia duduk didepan ruangan Hana menunggu sang kekasih yang entah kapan akan sadarnya. Setelah sang dokter keluar menangani kekasihnya beberapa jam yang lalu. Jungkook bahkan tak berani menanyakan apapun perihal kondisi kekasihnya yang ia yakini jika Hana tak baik-baik saja. Setidaknya Jungkook cukup lega setelah sang dokter mengatakan Hana berhasil melewati masa kritisnya.
Jungkook tertunduk lemah dengan tatapan kosongnya, membuat Pria berjas putih itu manaruh tangannya dipundaknya, menepuk bahunya dengan pelan.
"Anak muda, kau harus menghubungi keluarganya."
Setelahnya dokter itupun pergi berlalu begitu saja dengan para perawat yang berjalan dibelakangnya.
🍉🍉
Seorang Pria paruh baya berjalan dengan tergesa menghampiri Jungkook. “Dimana Hana? Apa putriku baik-baik saja?.”
Jungkook menatap pria paruh baya itu yang ia yakini adalah Ayah dari kekasihnya. Jungkook berlutut lemah dihadapan Tuan Kim. “Maafkan aku! Semua ini salahku!.”
Tuan Kim sama sekali tak mengerti dengan sikap pemuda dihadapannya ini yang tiba-tiba saja berlutut dihadapannya sambil mengatakan maaf berulang kali. Membuat pria paruh baya itu memegang bahu pemuda itu membawanya berdiri. Tersenyum tipis kearahnya meminta sebuah penjelasan dari perkataanya.
Keduanya duduk disebuah kursi dengan jarak satu kursi yang kosong ditengah-tengah mereka. Tuan Kim menatapnya tersenyum tipis kearah Jungkook. “Jadi kau Jungkook kekasih putriku?.”
"Ini pertama kalinya kita bertemu, aku banyak mendengar tentangmu dari putriku."
Jungkook mengangguk. “Maafkan aku yang tak bisa menjaganya. Aku benar-benar pria yang bodoh!.”
Tuan Kim menepuk bahunya. Seolah mengerti maksud dari ucapannya. Mencoba memberikan semangat pada Jungkook. Melihat pria itu yang begitu terpuruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
[M] SORRY.
FanfictionCOMPLATE ✔︎ JJK Story 📖 VERSI REVISI. (M) Mature content. Judul awal "JUST ONE DAY" Alur cerita dirombak, dan akan memiliki ending yang berbeda. Silahkan baca ulang ya. Demi sebuah taruhan yang dibuat oleh teman-temannya. Jungkook rela mendekati se...