Suara bunyi bel beberapa kali terdengar. Hana melangkahkan tungkainya berjalan menuju pintu dan membukanya.
Gadis itu mematung pada tempatnya. Setelah melihat persepsi siapa yang datang berkunjung. "E-eomma?."
Wanita paruh baya itu menatapnya dengan marah.
Plak.
Tamparan keras menyapa pipinya secara langsung. Dan Hana bahkan hanya bisa terdiam ditempatnya menerima semua perlakuan dari ibunya.
Wanita paruh baya itu mendorong tubuhnya hingga Hana terjatuh tersungkur ke lantai. Menunduk takut memundurkan tubuhnya.
"Jika sampai kau melakukan operasi dengan uang Suamiku! Aku tak akan segan-segan membunuhmu! Anak pembawa sial!."
Hana mengeluarkan air matanya. Menggelengkan kepalanya. Menutup kedua telinganya dengan tangan. "Maaf! Maafkan aku. Kumohon maafkan aku..."
Wanita paruh baya didepannya bahkan enggan untuk perduli padanya. Menulikan pendengarannya dari seorang gadis yang sangat dibencinya.
"Bahkan setelah ibumu mati! Kenapa kau tidak langsung menyusulnya saja? Dasar anak pembawa sial! Lebih baik kau mati saja."
Nyonya Kim segera meninggalkan Hana dan menutup pintu itu dengan keras. Meninggalkan Hana yang meringkuk memeluk kedua lututnya. Membenamkan wajahnya menangis didalam sana.
Eomma... apa aku menyusulmu saja?
Hana segera menggelengkan kepalanya. Membuyarkan apa yang baru saja difikirnya.
Ia tak boleh begini. Tak boleh mengeluh. Ataupun menyalahkan ibunya yang berstatus sebagai istri simpanan Ayahnya sendiri.
Semua ini bukan salahnya.
Hana mencoba bangkit melangkahkan tungkainya menuju kamar mandi. Membasuh wajahnya. Bisa ia lihat rona merah membekas pada pipinya. Bahkan rasa perih itu masih ia rasakan.
"Tak apa Hana! kau hanya perlu menutupinya dengan make up."Hana tersenyum menatap sebuah dress yang ia taruh diatas ranjangnya. Malam ini Jungkook berjanji akan menjemputnya pukul 10 malam, dan keduanya akan pergi ke sebuah club malam digangnam.
Gadis itu pun menatap dirinya dipantulan cermin meja riasnya. Membuka lacinya dan melihat beberapa botol obat yang selalu ia konsumsi. Mengambil salah satunya dan membukanya, menaruh beberapa butir ke telapak tangannya. Ia tersenyum miris.
"Hana... kau harus kuat! Bertahanlah sedikit lagi."
gadis itu segera menelan obatnya. Dan meminum sebuah botol berisi air mineral. Tersenyum didepan cermin yang memantulkan dirinya. "Malam ini kau harus bersenang-senang. Jangan pernah memperlihatkan raut wajah sedihmu! Kau mengerti kan Hana-ya?!." ucapnya pada diri sendiri.
🍉🍉
Terhitung 20 menit lamanya Jungkook duduk disebuah sofa menunggu sang kekasih yang masih bersiap-siap didalam kamarnya.
Pria Jeon itu kerap kali memandang pintu berwarna coklat disana. Menanti kapan sang kekasih keluar dari sana. Jungkook akhirnya memantapkan langkahnya mengetuk pintu itu. "Hana-ya." panggilnya.
Perlahan pintu itu akhirnya terbuka menampilkan Hana dibaliknya. Gadis itu tersenyum kikuk kearah Jungkook. "Aku terlalu lama ya? "
Jungkook terpaku pada tempatnya setelah melihat penampilan Hana yang terlihat berbeda dari biasanya. Gadis itu memakai sebuah mini dress yang terlihat terbuka. Menampilkan jenjang lehernya dan bahu polosnya. Hiasan make up tipis dan bibirnya yang memakai lipstick terlihat begitu menggoda bagi Jungkook. Hana terlihat sangat cantik saat ini. Membuat pria dihadapannya ini terpukau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] SORRY.
FanfictionCOMPLATE ✔︎ JJK Story 📖 VERSI REVISI. (M) Mature content. Judul awal "JUST ONE DAY" Alur cerita dirombak, dan akan memiliki ending yang berbeda. Silahkan baca ulang ya. Demi sebuah taruhan yang dibuat oleh teman-temannya. Jungkook rela mendekati se...