Part 22

360 37 0
                                    

Hana akhirnya memutuskan jika keduanya akan bertemu disebuah cafe.
Keduanya pun menunggu kedatangan Jimin disana. Seraya menyantap sepotong kue dan dua buah ice cream sepertinya tidak buruk. Jungkook terlihat tenang-tenang saja sekarang.

Hingga seorang pria yang ditunggu keduanya datang. Hana tersenyum menyambut kedatang Jimin yang mengulas sebuah senyuman padanya. “Apa kau baik-baik saja Hana-ya? Aku khawatir padamu”

Jungkook langsung menatap tajam kearah Jimin yang baru saja melontarkan apa isi fikirannya. Apa katanya khawatir? Bukankah Jungkook yang pantas mengatakan itu? Dan Hana adalah kekasihnya. Jungkook pasti akan menjaganya dengan baik. Tapi kenapa rasanya perkataan itu seolah menyindirnya?

“Hana baik-baik saja Hyung! Karena dia bersamaku.”

Jimin tersenyum tipis. Mengambil tempat dihadapan keduanya.

Hana menatap tajam Jungkook. Seketika membuat pria itu bungkam mengalihkan pandangannya. “Kalian harus berbicara. Dan aku akan memesankan minuman untuk Jimin Sunbae.”

Sebelum Jungkook menahannya. Hana pun segera beranjak meninggalkan keduanya.

Jimin mengulas senyumannya. “Sekarang kau terjatuh dalam perangkapmu ya Jeon. Aku yakin sejak awal kau pasti akan kalah.”

“Jadi Hyung sudah memperkirakannya? Lalu kenapa? Kenapa Hyung menyerah untuk mendapatkan Hana?.”

“Karena aku tak bisa menyakiti gadis sepertinya. Makanya aku mengajakmu taruhan, namun aku tak pernah menyangka alasan dibalik dia menolakku. Kau pasti tau kan maksudku?.”

“Jaga dia dengan benar. Jika kau tak ingin kehilangannya. Jangan pernah menyia-yiakan gadis sebaik Hana.”

“Tentu saja! Aku pasti akan menjaganya dengan baik.”

“Kalau begitu bagus. Aku lega karena dia bersamamu.”

Dari kejauhan Hana tak henti mengulas senyumannya melihat kedua orang pria didepan sana yang tengah bercengkrama. Membuat Hana merasa lega jika keduanya berbaikan. Gadis itupun segera beranjak membawa satu gelas minuman dan beberapa cemilan ke arah meja mereka.

“Sunbae minumlah.”

Jimin mengulas senyum kearah sang gadis. “Terima kasih Hana-ya.”

Jimin menolehkan pandangannya kearah Jungkook. “Jungkook apa aku boleh meminjam Hana hari ini?.”

Jungkook seketika ingin tersedak setelah mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh park Jimin. “Yak! Apa maksdumu Hyung? Hana bukan barang!.”

Hana menatap wajah Jimin. Bertanya-tanya apa yang dimaksud oleh seniornya ini.

Jimin tersenyum memandang kearah keduanya. Setelahnya ia pun menatap netra Hana mengabaikan presensi Jungkook disamping gadis itu. “Kali ini saja berkencan denganku, untuk yang terakhir kalinya. Kau mau kan Hana-ya?.”

Hana mempalingkan pandangannya kearah Jungkook. Melihat sang kekasih yang terdiam membisu dengan rahang yang mengeras membuat Hana tau jika Jungkook sedang menahan amarahnya sekarang. Sangat begitu kentara dari netranya.

Hana mengulas senyum tipis. “Maaf Sunbae. Aku akan ikut denganmu jika Jungkook mengijinkanku.”

Bisa Jimin lihat jika Jungkook tengah mati-matian menyembunyikan senyum lebarnya tat kala Hana menolaknya dengan halus. Dihadapannya.

Jungkook berdehem. Menatap wajah Jimin dengan angkuhnya. Tangannya dibawah sana menautkan setiap jari jemarinya didepan pria itu. Seolah menunjukkan jika ia tak akan pernah melepaskan Hana atau membiarkannya bersama pria lain. terutama Park Jimin yang selalu menaruh hati pada kekasihnya.

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang