Part 08

558 60 0
                                    

Sesampainya difinish Hana turun dari motor Jungkook dengan perasaan kesalnya. Melepaskan helmnya segera. Bibirnya sudah mengerucut sebal kearah Jungkook yang juga sudah melepaskan helmnya memasang senyum manisnya.

"Kenapa kita kalah?."

Sejak awal Jungkook memang tak berniat untuk mengambil posisi 1, pria itu lebih memilih menikmati jalan yang mereka lalui berdua. Menikmati pelukan hangat Hana pada tubuhnya. Jungkook tertawa kecil melihat reaksi Hana yang kesal padanya. Kekasihnya terlihat sangat menggemaskan. Membuat tangannya terulur mencubit pipi itu. "Keselamatanmu itu jauh lebih penting dibandingkan juara 1 itu."

Hana tertegun mendengarkan ucapan Jungkook.

Orang-orang berdatangan mengerumini mereka berdua. Membuat Hana beranjak dari sana meninggalkan Jungkook yang sedang berbicara dengan teman-temannya. Duduk disebuah kursi yang ada disana. Hana merogoh tasnya. Mengambil sebuah obat dan segera menelannya.

Pandangannya tak henti menatap Jungkook didepan sana. Yang sedang bercengkrama dengan teman-temannya. Jungkook memang pria yang populer dan memiliki banyak teman.

Setelah beberapa lama. Jungkook berjalan menghampiri Hana. Tangannya mengusap lembut surainya menampilkan sebuah senyuman. Berjongkok dihadapan sang kekasih, memangku kepalanya diatas paha sang gadis.

"Hari ini untuk pertama dan terakhir kalinya kekasihku menemaniku ikut balapan liar. Terlalu berbahaya untuknya."

Hana menatap tajam ke arah Jungkook. Berbahaya katanya? Jika itu berlaku untuknya. Bukankah juga berlaku untuk Jungkook?

Hana pun melayangkan protes. "Jika itu berbahaya lalu kenapa kau sering ikut balapan? Hari ini juga terakhir kalinya Jungkookku ikut balapan. Terlalu berbahaya untuknya juga."

Jungkook tertegun setelah mendengar penuturan Hana. Ucapan gadis itu yang mengkhawatirkannya membuat Jungkook merasa senang. Bahkan orangtuanya sendiri tak pernah mengkhawatirkannya sekalipun dan hanya memarahinya saja. Tapi Hana gadis itu memperingatinya melewati tindakan yang tak pernah Jungkook bayangkan. Apa karena ini Hana memintanya ikut balapan?

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku Hana."

Jungkook mengulurkan tangannya didepan sang gadis. "Ayo kita pulang. sekarang sudah terlalu larut."

🍉🍉

Jungkook mengantar Hana kedepan pintu Apartemennya. "Sekarang masuklah dan beristirahat."

Hana menarik tangan Jungkook dan menggenggamnya. "Apa kau tak ingin menginap? Tidur bersamaku ya malam ini."

"Apa kau berniat menggodaku?."

Hana menggeleng. "Aku khawatir. Besok saja ya pulangnya, malam ini temani aku saja."

Tangan Hana yang masih setia menahan lengannya. Membuat Jungkook akhirnya menghela nafas pelan.

"Baiklah." Ucapnya. Jungkook akhirnya menuruti kemauan sang gadis.

Hana menekan passcode apartemen kecilnya. Membawa Jungkook masuk kedalam kamarnya. Gadis itu segera berbaring diatas ranjang menepuk sisi kirinya.

Membuat Jungkook tersenyum tipis. ia pun segera menghampiri Hana dan duduk disisi ranjang. Menaikan selimut sang gadis sampai sebatas dada. Kedua netra Hana tak hentinya menatap Jungkook.

"Kenapa menatapku terus?."

"Jungkook... aku mencintaimu."

Jungkook seketika terdiam setelah mendengar kalimat yang Hana lontarkan. Wajahnya mendekat mencium bibir sang gadis. Melumatnya dengan lembut.

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang