6♡

142 21 2
                                    

Sejak setengah jam lalu, Jun berguling guling di kasur, gajelas. Tapi pikiran nya berisik sekali.

Hal yang tentunya tidak jauh dari sang roommate.
Jarum pendek hampir menyentuh angka 8.
Sebagaimana Jun tau bukan hal biasa untuk Jihoon pulang larut mengingat cukup terkenal nya cafe tempat bocah manis itu bekerja.

Tapi tetap saja, kamar sepi dan bisu penuh kesunyian membuat nya risau sendiri.

'rame banget apa ya'

'beli makan malem dulu mungkin'

'atau jangan jangan Jihoon diapa apain preman'

'orang ganteng laper'

Jun kembali berputar putar diatas kasur,  atau bangkit sekedar mengintip apakah Jihoon sudah pulang.
Tidak ada niatan mandi— karena sudah lelah seharian debat bersama ketua UKM -Choi Seungcheol- sampai urat nya mau putus.

Berdiam diri saja bukan watak seorang Wen Junhui. Mungkin melakukan siaran langsung bisa membantu.

Ternyata populer itu menyenangkan, baru saja memulai acara live sudah hampir 2 ribu pasang mata menonton kegabutan nya.

The power of handsome guy batin Jun bersorak.

Membalas satu persatu pertanyaan pada kolom komentar, mayoritas para wanita yang memuja wajah nya.

Dan telak salah satu komentar membuat mood nya kembali buruk.

"Maksudnya gue mirip kodok apa ya?"

|•••|

Semula Jihoon bersenandung kecil diperjalanan pulang. Namun kaki nya berhenti melangkah saat terjadi kegaduhan dari arah gang.

Takut, tapi penasaran. Itulah yang Jihoon rasakan.

Mencoba masa bodoh Jihoon kembali fokus berjalan, sampai seseorang tiba tiba menubruk badan nya sampai terpental ke trotoar.

"Damn Lo lagi!"

Jihoon mendongak melihat—

"Soonyoung? Lo abis ngapa-"

BRAKK!

Kembali kedua nya melihat kearah gang gelap asal Soonyoung muncul tadi, gemuruh langkah tak beraturan diiringi suara gusar beberapa orang menyapa semakin jelas

Kedua nya saling lirik dan

"Mampus!"

Dengan cekatan tangan Jihoon ditarik berdiri, lalu dengan otak yang masih mencerna keadaan Jihoon dibawa berlari bersama Soonyoung tanpa melepaskan pautan tangan.

Tolong diingat bahwa seorang Lee Jihoon ini punya kaki yang kecil dibanding atlet pencuri seperti Soonyoung. Beberapa kali Jihoon merasakan badan nya melayang karena tidak bisa mengimbangi langkah.

Jadi Jihoon berinisiatif menarik tangan Soonyoung, berhenti. Lalu mengambil alih langkah menuju gedung kontruksi terbengkalai yang kebetulan mereka lewati.

Jihoon menyibak sebuah terpal plastik, memaksa Soonyoung masuk kedalam nya begitupun dia.

Tak lama beberapa orang terlihat berhenti berlari, tepat di depan persembunyian Jihoon dan Soonyoung.

Jihoon menahan mulut Soonyoung meredam deru nafas pria itu yang tersengal-sengal.

Gerombolan pria dewasa membawa alat seperti kayu, batako dan kalau tidak salah lihat seperti Lightstick Ikon.

Pasti untuk mementung kepala Soonyoung jika tertangkap.

Sampai akhirnya mereka aman, tidak ada lagi suara berisik. Soonyoung mengintip celah terpal yang bolong lalu mengangguk.

PICKPOCKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang