Suasana lumayan menyejukkan pagi hari ini, burung bercuit disana sini. Seperti biasa Jihoon menjadi orang yang bangun paling awal lalu disusul Wonwoo. Di paling pinggir ada Jun dengan elit nya masih tertidur pulas.
Satu dua dan– dimana Soonyoung?.
Saat Jihoon keluar tenda sudah ada beberapa orang berkeliaran. Dilangkahkan kaki nya mendekati meja basecamp yang telah disiapkan, niat nya dia akan menyeduh susu sebagai penghangat. Asap mulai mengebul diatas mug sambil meniup Jihoon melihat sekitar mencari sesuatu yang menarik mungkin.
Lalu fokus nya berhenti pada Soonyoung yang berjalan jalan sendirian. "Let's ikutin"
Bersembunyi dibalik pohon, mengawasi gerak-gerik objek. Jihoon seperti sedang menguntit walau itu benar. Dilihat nya Soonyoung hanya berdiam diri menatap pepohonan indah yang menjulang tinggi, sinar matahari menembus melalui lubang diantara daun daun lebat.
Masih penasaran apa yang akan dilakukan pemuda Kwon itu, jadi Jihoon memutuskan menunggu lebih lama lagi.
Oh, ternyata tangan kanan nya memegang handphone.
"Di pake untuk beli sesuatu"
"Bukan yang buruk"
"Oke, udah mau mulai jangan ganggu sampai dua hari ke depan"
"Hm"
Itulah yang Jihoon tangkap dari mulut Soonyoung yang berbicara pada sambungan ditelpon nya.
Dirinya termenung memikirkan sesuatu.
Secara tiba tiba Soonyoung berbalik dan berpapasan dengan Jihoon yang tidak sempat sembunyi. Ahhh sudah ketahuan tidak ada gunanya lagi.
"......Lo ngapain?" Tanya Soonyoung berjalan kearah Jihoon.
"Nyusul Lo"
"Buat apa?"
Penasaran, "iseng, kemarin Lo bilang mau ketemu harimau siapa tau Lo nekat beneran kan nyari tu binatang"
Suasana kembali sunyi. "Kalo cari harimau emang nya kenapa?"
"Mau gue saksikan detik detik terakhir lo hidup"
"Jingan" gumam Soonyoung namun masih terdengar karena dibantu keadaan hutan yang sunyi.
Soonyoung duduk menyender pada pohon dan menekuk lututnya. Jihoon juga jadi terinsipirasi melakukan hal yang sama, duduk disamping pria itu bersandar dibatang pohon tapi tetap meluruskan kaki.
Sementara Soonyoung mencari topik Jihoon melempar lempar batu kecil kesegala arah, mug sudah dia anggurkan di samping.
"Gue tau Soon"
".....gue tau apa yang Lo lakuin dan gue gak suka"
Soonyoung masih diam. Menatap Jihoon yang masih sibuk melempari tanah dengan batu kerikil kecil.
"Sebelum kemari Ibu gue nelfon bilang kalo biaya rumah sakit udah lunas"
"Hubungan nya sama gue?" Jihoon terkekeh kecil.
"Itu lo kan?"
Mulai mengangkat kepala nya mata Soonyoung beralih pada pohon dihadapannya. "Kenapa gue? Bisa aja Jun, Mingyu Wonwoo atau sahabat Lo yang lain mungkin juga Boss–"
"Sebelum berpikir kesana sebaiknya Lo lebih teliti. Lo bayar administrasi mencantumkan nama Lo disana"
Rasanya Soonyoung harus lari sekarang juga, kenapa dia lupa dengan satu itu. Petugas menyuruhnya mengisi formulir dan Soonyoung menurut saja mengisi nya seperti melakukan Ujian, dilakukan dengan jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PICKPOCKET
Fanfiction"Kalo jadi maling bisa bikin tajir ngapain cape cape kerja" -🐯