Menyodorkan buket bunga dengan boneka beruang ditengah nya, sebuah beruang putih lengkap mengenakan toga, sangat lucu.
Senyum di wajah Jihoon bertambah berkali kali lipat, dengan wajah terimakasihnya Jihoon lalu menerima buket bunga tersebut dengan kedua tangan lebar. "Gomawo~" lalu berlanjut menjadi pelukan hangat.Kira kira sudah lebih 10 buket bunga yang Jihoon terima siang hari ini, dengan berbagai bentuk dan forniture atau bandul yang menambah kesan lucu.
Selanjutnya adalah sesi pemotretan, tapi Ibu Jihoon masih belum dat-
"Jihoon!"
"Eoh, Ibuuuuk.. lama banget tau" tubuh Jihoon diterjang wanita yang sudah lumayan berumur, tanpa ragu tangan Jihoon bergerak membalas pelukan sang Ibunda.
Ibu Jihoon meringis "Maaf ya sayang, macet tadi"
"Loh emang gak naik kereta-"
"Selamat ya! Ganteng banget anak ibu, udah besar, pinter, Ibu bangga sama kamu.. Maaf ya kamu harus berjuang sendirian" tambah meringis lah wanita itu kala memandang rupa sang anak, tubuh mungilnya dibaluti jubah selaras dengan toga yang terpakai dengan apik. Rasanya seperti baru kemarin Jihoon menangis karena kelaparan sekarang bocah itu sudah bisa mencari makan sendiri.
Sebelah tangan nya meraih setangkai bunga mawar dibalik jubah yang dikenakan lalu diberikan pada Jihoon, tidak lupa sebuah cincin juga ia rekatkan pada jari si manis tinggal kesayangan nya sebagai bentuk penghargaan.
Mata Jihoon berbinar setelah nya. "Aaaaa Jihoon nangis nih, justru karena Ibu berhasil didik Jihoon hasilnya Jihoon jadi mandiri gini."
"Tapi Ibu masih gak tega kamu hidup sendirian, Harus di dampingi kayanya" celetukan itu mengundang keterkejutan bagi Jihoon.
"Hah?"
"Happy graduation, ji"
••♥••
Rasanya seluruh badan Soonyoung akan rontok seperti lego yang bongkar pasang karena seharian mengurusi pekerjaan dikantornya yang bertumpuk, —ah iya lupa. Jadi semula tujuan Soonyoung disini adalah bukan hanya melantik diri, ia sekaligus mengurusi masalah proyek yang hampir menyebabkan perusahaan bangkrut akibat kurang pengawasan. Ayahnya Soonyoung fokus mengembangkan bisnis di Korea hingga perusahaan yang di Jepang agak terabaikan.
Berbekal ilmu ilmu dari ayahnya dibantu sekretaris berpengalaman dan orang kepercayaan yang ikut ambil andil dalam juang nya, 3 tahun cukup bagi Soonyoung menggenalisir kembali skala perusahaan.
Bahkan hebatnya dengan kerja keras ia telah membangun hubungan kerja bersama perusahaan Nakamoto yang cukup terkenal, membuat nama nya melejit bertebaran di situs online.
Memandangi dirinya dari layar ponsel yang tidak menyala, Soonyoung tersenyum membayangkan siapa dirinya yang dulu lalu membuat perbandingan mandiri. Sampai tiba tiba ponsel itu menyala sendiri akibat pesan masuk.
"Aku baru dapet kabar kelulusan dong, keren kann!!"
"Bentar lagi bebas dari status mahasiswa hahaha byeee"
Tanpa membalas pesan tersebut Soonyoung menekan beberapa digit angka ditelepon. "Atur penerbangan ke Korea, tunda rapat untuk beberapa bulan kedepan, sisanya suruh Asahi yang beresin"
KAMU SEDANG MEMBACA
PICKPOCKET
Fanfiction"Kalo jadi maling bisa bikin tajir ngapain cape cape kerja" -🐯