Jihoon ternganga melihat rumah mewah yang semakin jelas begitu memasuki pekarangan.
Mimpi apa semalem Jihoon tuh.
"Kalo ragu yaudah gausah masuk" intrupsi Soonyoung ancang ancang menutup pintu.
"Baperan amat mas nya"
Ternyata bagian dalam lebih memiliki interior khas Eropa yang berkali lipat mewah.
Sebuah lampu besar tergantung diatas, lalu tanaman bonsai ditata sedemikian rupa pada sudut jendela. Begitu pula pajangan dan perhiasan tidak terlalu penuh tapi terlihat elit dan elegan namun sederhana.
Definisi istana kerajaan, dan Soonyoung beruntung jadi pangeran-nya.
"Bisa bisa nya Lo punya rumah sebagus ini tapi masih jadi maling, ck"
"Gue udah izinin Lo masuk loh, jangan bikin gue berubah pikiran"
Jihoon mencebik, lalu tanpa permisi ia mendudukkan bokong nya disofa super empuk di pojok ruangan.
"Aaaaa~ enak banget! Jahat lo udah bisa nikmatin surga kek gini malah ngerampok...
Manusia memang gak pernah merasa puas"
Soonyoung memutar bola matanya malas sebelum ikut duduk bersebelahan Jihoon.
"Lebay Lo, kek pernah ke surga aja."
"Kan istilah bego"
Manik Jihoon menangkap foto keluarga yang terpampang di dinding, foto paling menonjol diantara lainnya.
"Ortu Lo kemana?"
Soonyoung mengikuti kemana arah mata Jihoon memandang. "Pergi, ada urusan"
"Masih idup?"
"Anjing, ya masih lahh" Jihoon langsung merengut mendengar nama hewan yang ikut terseret. Kenapa Soonyoung ini emosian sekali sih.
"Rumah Segede ini tapi cuma tinggal bertiga, gak bosen apa?"
"Menurut Lo" gumam Soonyoung.
"Pasti Lo kesepian, ngaku"
"Gak, gue udah pernah cerita kan sebelumnya untuk gak mau deket sama siapapun. Jadi gue gak peduli"
"Miris ya.. gak nyangka ada orang yang hidup dengan prinsip kaya gitu, satwa langka Lo"
"Terserah." tutup Soonyoung lalu berjalan mengambil sebuah tas berisi alat alat sekolah.
Soonyoung menaruh buku nya diatas meja. Mencoba fokus mempelajari lembaran lembaran yang baca nya.
"Soonyoung.."
"Hm"
"Belajar ya?"
"Bisu mata Lo? Gabisa denger gue lagi ngapain" protes Soonyoung.
Jihoon turun dari sofa, mengikuti sang tuan rumah yang duduk di lantai bertumpu pada meja.
"Aneh deh"
"Kenapa lagi Jihoon?" Oke, catat ini pertama kali Soonyoung menyebutkan namanya.
Keep profesional Ji.
"Lo kaya, orang tua masih lengkap, kenapa putus sekolah?"
"Karna udah gak ada rasa"
"Serius"
"Mau gue seriusin?"
Terdengar menyebalkan.
Mari kita bantai.
BUGH!!
"Akh sakit Lo doyan banget melumpuhkan badan gue!" Soonyoung mengusap bagian kepala nya yang mendapat genjrengan maut Jihoon.
"Ngeselin Lo ah"
"Lagian lo bawel banget, tidur sana!" Ujar Soonyoung meninggikan suara nya.
Bukan lee Jihoon kalau tidak melawan, dia baru akan mengatai Soonyoung balik sebelum ucapan lelaki itu membuat tubuhnya meremang.
"Tidur atau gue tidurin?"
"Stresss! Gue laporin pak camat lu ya"
Ancam Jihoon tapi tetap melempar wajah Soonyoung dengan bantal."Makanya stop ganggu gue!"
Bibir Jihoon menyeringai, "Gue gak ganggu, Lo aja yang ngerasa gitu." Ucap nya santai.
"Bener bener minta di usir."
KAMU SEDANG MEMBACA
PICKPOCKET
Fanfiction"Kalo jadi maling bisa bikin tajir ngapain cape cape kerja" -🐯