Keesokan hari nya.
Wonwoo sudah stay pagi pagi sekali menunggu tim nya yaitu Jun dan Jihoon sekalian pacar nya juga. Antusiasme nya sangat tinggi kapan lagi jalan jalan tanpa biaya dan destinasi tujuan nya adalah pegunungan. Sangat menyenangkan di musim panas seperti ini.
Ia melihat sekitar nya ternyata Jun sedang berjalan kearah nya tapi sambil bermain ponsel dan Jihoon yang tidak terlalu jauh melambai kecil.
"Sini sini" panggil nya membalas lambaian Jihoon. Lalu mata Wonwoo melihat lebih jeli lagi. "Dimana satu orang lagi?"
"Anggota kita" jelas nya.
Kepala Jun menengadah. "Tau ni Jihoon, ngajak siapa sih Lo?"
"This dummie over here," Jihoon menunjuk ke arah Soonyoung. "Gue gak ajak dia kok, dia yang maksa" ucap Jihoon setelah nya.
Kwon Soonyoung, tidak ada yang mengenali nya termasuk Jun. Saat pria itu berjalan keadaan yang semula ramai seketika senyap menjadi bisikan bisikan mengenai nya.
Tentang Tampan? Jelas iya.
Kecuali Wonwoo, mata nya menatap Soonyoung dengan sebelah alis terangkat.
"Gue pernah ketemu Lo deh"
Dan ternyata yang bersuara adalah Jun.
"Dirumah sakit. Iya dirumah sakit!" Tebak nya sembari mengingat ingat kembali wajah pria yang berdiri di depan kamar rawat Nenek Jihoon.
"Di rumah sakit, pas berantem sama Mingyu" kalau ini baru suara Wonwoo.
Mereka berdua terlihat sedang berpikir seakan melakukan telepati. Dan Soonyoung yang baru sampai sudah di beri sambutan tidak hangat lantas merengut sebal.
"Bukan! Ini waktu Operasi nya Nenek Ji-" ucapan Jun di potong begitu saja.
"Gue Soonyoung, temen Jihoon" Soonyoung memperkenalkan diri.
Baru saja pemuda asal China itu akan mengintrogasi Soonyoung lebih jauh tapi suara Seungcheol lebih dulu menguar ke sepenjuru Antero kampus.
Buru buru mereka mengambil name tag masing masing dan memberi taken kehadiran. Soonyoung benar benar merasa seperti mahasiswa sekarang.
Bergegas Jun menyerahkan kertas pada pembina, tersisa Jihoon, Soonyoung dan juga Wonwoo yang masih asing dengan sosok sipit didepan nya.
"Gue langsung naik Bus aja, ketemu nanti Won" pamit Jihoon, menenteng tas bawaan nya dan berjalan menuju Bus kedua, sesuai daftar.
Setelah menyimpan tas dibagasi Bus, Jihoon segera melihat seisi Bus berhubung masih sepi jadi dia leluasa memilih tempat, dan spot ternyaman adalah barisan belakang, paling pojok dan bersebelahan dengan jendela. Setidaknya melihat pemandangan bisa menenangkan pikiran nya yang masih kusut pasca kehilangan sosok Nenek.
Selama menunggu orang lain memasuki Bus Jihoon memilih berdiam diri menyumbat telinga dengan earphone dan melamun -lagi-.
Satu persatu orang mulai masuk dan tak terasa sekarang semakin ramai tinggal beberapa bangku kosong lagi termasuk miliknya. Tak masalah kalau dia duduk sendirian pun. Malah itu mempermudah nya melakukan segala hal tanpa gangguan.
Kebetulan setelah berpikir seperti itu, Jihoon merasakan kedatangan seseorang disampingnya. Penasaran, siapa yang jadi teman perjalanannya Jihoon melepas earphone lalu menoleh mendapati pria yang masih sibuk membenahi tas dikolong bangku.
Saat selesai dengan tas mereka bersitatap. "Lah kok sama Lo sih"
"Emang nya gue kenapa?! Lagian gue yang lebih dulu duduk disini!" Jihoon mendengus kesal, mengedarkan pandangan pada sekitar mencari kursi lain setidaknya bisa untuk menggusur Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PICKPOCKET
Fanfiction"Kalo jadi maling bisa bikin tajir ngapain cape cape kerja" -🐯