"Tuhan, jika aku boleh meminta, satu yang aku inginkan, bahagia selalu"
.....
Elsa Anindita Aulia, anak perempuan pertama yang pintar dan baik hati, namun karena sifat introvert nya membuat dia tidak mempunyai teman satu pun.
Buku, adalah teman satu-satunya yang ia punya. Dita akan terus terdiam di kamarnya sambil membaca buku-buku kesayangannya itu.
Namun sesekali ia juga akan berdiri di depan jendela kamarnya. Melihat keluar dimana banyak anak-anak yang melewati rumah Dita untuk pergi bermain di taman dekat rumahnya.
Ia ingin sekali bisa ikut bermain bersama yang lainnya, tapi ia memilih mengenyampingkan egonya itu dengan menjadikan buku sebagai temannya.
Mamah nya juga sering menyuruh Dita untuk pergi bermain, tapi anak yang baru mau memasuki umur 7 tahun itu malah menolak dan berkata "Aku gak papa kok mah, main di rumah aja lagian kalau pergi keluar juga percuma, Dita gak punya teman" jelasnya dengan raut wajah sedihnya
Sang Mamah sangat tersentuh mendengar penuturan putri pertamanya itu. Bagaimana bisa anak sepintar Dita tak mempunyai teman?
"Ya udah mamah gak bakal maksa, tapi kamu juga harus mau bermain sama yang lainnya jangan sendiri terus ya" ingat mamahnya sambil mengelus kepala Dita dengan penuh kasih sayang.
Sebenarnya, bagi Dita sendiri. Ia juga ingin seperti yang lain. Bisa bermain dengan yang lainnya, bisa tertawa bersama dan ngelakuin hal-hal yang mereka suka.
Pernah, Dita pernah kok mencoba pergi dan bergabung ikut bermain bersama dengan anak sebayanya.
Tapi itu berujung Dita sendirian duduk di taman.
Semua teman-temannya pergi meninggalkan Dita sendirian.
"Dita" panggil salah satu teman Dita, mereka sedang bermain boneka di taman bersama anak-anak yang lainnya.
"Iya" balas Dita
"Kamu itu kenapa sih dari tadi diem aja, gak ngomong apa-apa"
"Aku? Engga papa kok"
"Kamu bisa ngomong kan?" sahut yang lainnya.
Yang langsung diangguki oleh Dita."Dia bisa ngomong kok teman-teman, tapi ya gitu kalau main sama dia udah kayak pohon, yang bisanya cuman diem dan berakhir kita ngomong sendiri" jelas salah satu teman Dita yang membuat Dita diam dan menundukan kepalanya dan berujung mereka pergi meninggalkan Dita sendiri.
Namun, Dita juga menyadarinya bahkan mengakuinya. Dia adalah seorang anak yang introvert, tidak mudah bergaul, pemalu bahkan dia juga jarang berbicara, dia akan berbicara ya ketika ada orang yang mengajaknya duluan, bagi Dita hal tersulit dalam berkomunikasi adalah ketika dia yang harus membuka topik pembicaraan terlebih dahulu.
Soal Keluarga?
Dita anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah anak pertama dan mempunyai dua adik laki-laki.
Keluarganya yang sangat sederhana membuat Dita tak berani untuk mencari teman. Ya karena ia sadar tak akan ada anak yang mau bermain dengan anak dari keluarga sederhana ini.
Dita sadar, ia kini berada di zaman dimana yang kaya adalah yang diutamakan, yang pintar yang dihargai dan yang berpangkat yang dihormati.
Makanya ini salah satu alasan bagi Dita untuk terus belajar, selain belajar adalah hobbynya ia juga percaya bahwa kerja kerasnya akan terbayarkan suatu saat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Luka
General Fiction" Bunda" "Iya sayang" "Apakah aku boleh berharap" "Tentu saja boleh, memangnya putri bunda ingin berharap apa hemm?" "Bisa hidup lebih lama lagi bersama bunda, ayah dan kak Dio" balas sang anak dengan senyuman manisnya seakan-akan ia percaya akan a...