"Aku memang tidak terlahir dengan sempurna dan seperti yang papah inginkan,
tapi tolong beritahu aku pah, beritahu aku bagaimana caranya agar aku bisa seperti yang papah harapkan?"......
Andini Adelia Putri, sosok anak yang sangat menginginkan kasih sayang dari seorang ayah yang sejak kecil tak pernah ia dapatkan.
Ia adalah anak semata wayang di keluarganya.
Namun, mungkin kebanyakan anak semata wayang itu akan sangat di sayangi dan dimanja oleh orang tuanya, tapi tidak dengan Adelia.Ayahnya yang selalu memanggilnya bodoh, selalu menuntut dia sempurna bahkan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, itu sudah menjadi hal yang biasa bagi Adelia.
Padahal dia baru berumur 7 tahun tapi ayahnya sudah menuntutnya seperti itu.
Melawan?
Memangnya apa sih yang bisa Adelia lakukan?
Diam, mungkin.
Ibu? Atau yang sering ia panggil mamah?
Adelia punya kok sosok ibu, bahkan mamahnya itu selalu memanjakannya, menyayanginya bahkan menuruti apapun kemauan sang buah hati.
Tapi jika harus membantu Adelia terbebas dari tuntutan sang papah, sang mamah tidak sanggup. Ia terlalu takut.
Bohong jika sang mamah belum pernah mencobanya, nyatanya ia pernah mencobanya tapi seperti yang dibayangkan, itu tidak mudah! Yang ada hanya membuat sang mamah semakin takut.
"Adel, buka pintunya sayang, ini mamah" teriak sang mamah mengetuk pintu kamar putrinya itu.Mendengar teriakan sang mamah, Adelia pun langsung bangkit dari tidurnya dan membukakan pintunya.
"Kenapa mah?" tanya sang anak dengan wajah bantalnya, khas bangun tidur.
"Kamu baru bangun?" tanya sang mamah lalu memasuki kamar sang anak.
"Iya mah, ini kan hari minggu jadi gak perlu bangun pagi buat berangkat sekolah" balas Adelia sambil mengucek matanya yang masih sulit terbuka.
"Anak ini, udah sana pergi mandi, mamah siapin dulu baju kamu"
"Bentar lagi ya mah, Adel masih ngantuk" balas Adel yang malah menjatuhkan lagi badannya ke kasur.
"Gak boleh gitu, udah sana mandi, ini udah mau jam 8 loh"
"Bentar lagi ya mah, lima menit lagi aja, masih ngantuk"
"Bangun cepetan sayang, mandi"
"Ya udah, tapi mandiin, adel males mandi sendiri" balas Adelia yang mulai terbangun dari tidurnya lalu duduk di kasurnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Luka
General Fiction" Bunda" "Iya sayang" "Apakah aku boleh berharap" "Tentu saja boleh, memangnya putri bunda ingin berharap apa hemm?" "Bisa hidup lebih lama lagi bersama bunda, ayah dan kak Dio" balas sang anak dengan senyuman manisnya seakan-akan ia percaya akan a...